INDOSPORT.COM - Eks pelatih tunggal putra Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Rashid Sidek, mengakui bahwa terjadi pergeseran dominasi di tunggal putri dari China ke negara lain.
Dinasti China di sektor tunggal putri memang tidak bisa terbantahkan. Sejak Olimpiade Athena 2004 hingga Olimpiade London 2012, seluruh peraih medali emas berasal dari Negeri Tirai Bambu.
Setelah Olimpiade London 2012, mulai terjadi pergeseran dominasi, ketika Tai Tzu Ying muncul sebagai salah satu jagoan baru di tunggal putri, sebelum puncaknya Carolina Marin dari Spanyol sukses memenangkan emas di Olimpiade Rio 2016.
Pergeseran dominasi di tunggal putri pun diakui oleh eks pelatih tunggal putra BAM, Rashid Sidek, yang mengaku kalau sektor tunggal putri kini tidak hanya didominasi China tetapi juga negara lain.
"Para lajang wanita mungkin, telah mengambil giliran terbesar. China dulu mendominasi tetapi Tzu-ying sekarang memimpin sekelompok pemain wanita yang ditentukan dari berbagai negara," kata Rashid dikutip dari media The Star.
Eks pelatih BAM juga membahas perihal Carolina Marin yang kini menjadi salah satu kekuatan di tunggal putri yang berasal dari Eropa, dan telah menjadi Juara Dunia sebanyak tiga kali.
“Saat saya mewakili Malaysia di Olimpiade 1992 di Barcelona, orang di sana bahkan tidak tahu bulutangkis itu ada. Sekarang, mereka memiliki tiga kali juara dunia di Marin," ujarnya menambahkan.