Jawara Singapore Open yang Tak Ingin Sakiti Hati Rakyat Indonesia Usai Pindah ke Belanda
Apapun cerita yang terjadi pada saat itu, ia tetap tak bisa menyangkal kalau dirinya lahir dan besar di Indonesia. Tidak ada alasan yang tepat untuk membuat publik pecinta Tanah Air sakit hati ketika harus melihatnya bermain di bawah bendera lain.
“Terlalu sensitif. Bagaimanapun saya dulu dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia,” tuturnya dikutip Kompas, 16 Maret 2004 disadur dari Historia.
Bahkan, karena tak ingin menyakiti hati rakyat Indonesia, Mia Audina selalu meminta pada Belanda untuk tidak mengikutsertakannya di setiap turnamen bulutangkis yang diselenggarakan di Tanah Air.
Hal itu dibuktikannya ketikan namanya tidak ada dalam skuat Belanda yang berlaga di Piala Uber 2008 yang diselenggarakan di Jakarta. Tak hanya di Piala Uber, Mia Audina juga selalu walkover dari turnamen Indonesia Open.
”Saya tetap tidak akan tampil di Jakarta. Saya mesti menghargai masyarakat Indonesia juga saya sendiri. Sejak usia 14 tahun, saya memperkuat Indonesia, lalu tiba-tiba di hadapan penonton Indonesia, saya tampil untuk Belanda," ujar Mia Audina dikutip dari media pikiran-rakyat.
"Sesungguhnya, saya tetap ingin menjadi pemain Indonesia, meski bermukim di Belanda. Namun, ketika itu aturan PBSI tidak memungkinkannya, ya mau bagaimana lagi?" pungkasnya.
Mia Audina memutuskan gantung raket setelah meraih medali perak keduanya di Olimpiade Athena 2004, sebelumnya ia berhasil meraih medali perak di Olimpiade Atlanta 1996.