INDOSPORT.COM - Tampil di Olimpiade 2020, pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva mendapatkan tantangan berat dari sejumlah rival.
Setelah sempat dibekap cedera otot yang memaksa mereka menyerah di simulasi, pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti kini semakin percaya diri menatap Olimpiade 2020.
Beberapa waktu lalu, Praveen/Melati harus takluk dua game dari Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (23-25, 13-21), dalam pertandingan simulasi Olimpiade Tokyo.
Rupanya, Praveen Jordan mengaku sedang tidak fit sejak saat masuk lapangan. Pemain yang akrab disapa Ucok itu merasakan sakit di area bokong sebelah kiri paska latihan.
"Sebenarnya dari sebelum pertandingan saya sudah merasakan sakit, mungkin efek dari latihan yang sedang sangat intens," ujar Praveen Jordan usai pertandingan simulasi.
Hal itu juga dibenarkan oleh pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky, yang memberi latihan dengan intensitas tinggi.
Namun, sepekan sebelum keberangkatan skuat bulutangkis Indonesia ke Jepang, kondisi Praveen Jordan telah membaik. Dia juga semakin percaya diri menatap Olimpiade 2020.
"Puji syukur sampai hari ini mereka dalam keadaan baik, dan sudah melakukan semua program latihan baik teknik maupun fisik secara maksimal," ujar Richard Mainaky.
Perjuangan pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva tidaklah mudah di Olimpiade Tokyo 2020. Meski menjadi pasangan ganda campuran nomor satu di Indonesia, banyak rival-rival Praven?Melati yang siap menjegal.
Setidaknya ada tiga lawan yang paling patut diwaspadai dan berpotensi menggagalkan mimpi Praven/Melati merebut medali emas. Siapa saja mereka?
1. Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand)
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak jadi alasan bagi pasangan ganda campuran Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, untuk bersantai. Mereka justru makin giat berlatih demi target medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Duo andalan negeri Gajah Putih tersebut mengungkapkan jika ketiadaan kompetisi membuat mereka fokus ke latihan fisik dan kerjasama. Selain itu turnamen internal juga digelar agar atmosfer ajang besar setidaknya bisa disimulasikan.
Persiapan ekstra yang dilakukan Thailand baiknya menjadi alarm bagi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti selaku wakil Indonesia. Pasalnya di Leg Asia medio Januari 2021 lalu mereka jadi korban keganasan Puavaranukroh/Taerattanachai.
Beruntung PBSI juga tidak segan menggembleng atlet-atletnya agar bisa meneruskan tradisi medali di ajang Olimpiade. Maka dari itu menu latihan yang diaplikasikan pada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang sukses menggondol emas di Rio 2016 kembali diterapkan dengan sedikit penyesuaian.