INDOSPORT.COM – Pebulutangkis Amerika Serikat berdarah China, Zhang Beiwen, mengungkap penderitaannya sebelum berhasil menembus Olimpiade Tokyo 2020. Tak punya pelatih hingga kesulitan uang jadi salah satunya.
Zhang Beiwen menjadi atlet bulutangkis pertama yang masuk dalam tim Olimpiade Amerika Serikat untuk Olimpiade Tokyo 2020. Pebulutangkis keturunan China ini menempati peringkat 14 dunia.
Sebelum mewujudkan mimpinya ke Olimpiade, Zhang Beiwen harus mengalami banyak tantangan. Ini diakui pebulutangkis berusia 31 tahun ini menjadikannya kuat daripada sebelumnya.
“(Saya melalui) jalan yang bergelombang. Awalnya memang tidak mudah. Dari 2012 hingga 2015, saya bertarung dengan diri sendiri karena itu sangat sulit,” ungkap Zhang Beiwen kepada media BWF.
Ketika dirinya masih menjadi pemain Singapura, Zhang Beiwen ternyata harus berlatih sendiri tanpa dukungan pelatih. Saking sulitnya, dia pun menyerah dan sempat tidak bermain bulutangkis selama tiga tahun.
Parahnya, Zhang Beiwen juga kehabisan cara untuk bisa mentas dari Negeri Singa. Keinginannya berlatih di luar negeri terganjal oleh biaya yang tak murah.
“Setiap kali saya ingin melakukan sesuatu, itu tidak mudah. Saya tidak memiliki pelatih dan harus memperbaiki semuanya sendiri. Aku ingin menyerah berkali-kali,” jelas Zhang Beiwen.
“Selama tiga tahun itu, paling lama saya tidak bermain bulu tangkis, setidaknya tiga bulan, karena saya tidak punya cara atau sarana untuk berlatih. Pelatihan di luar negeri membutuhkan biaya. Saya memiliki masalah keuangan.”
Tahun 2012, Zhang Beiwen memutuskan untuk hijrah ke Amerika Serikat dan akhirnya memutuskan bermain di bawah bendera Negeri Paman Sam dan resmi menjadi warga negara sana.
Dengan Zhang Beiwen memiliki peluang besar untuk tampil di Olimpiade Tokyo, dirinya pun memilih fokus berlatih di National Centre of Excellence iyang berada di Denmark dengan beberapa atlet Olimpiade selama beberapa pekan terakhir.
“Kami semua menantikan Olimpiade tetapi tujuan saya bukan hanya untuk berpartisipasi. Saya ingin melihat titik tertinggi yang bisa saya capai. Saya tidak ingin lolos ke Tokyo 2020 dan pensiun. Saya ingin lebih,” tambah juara Pan Am 2021 tersebut.