INDOSPORT.COM - Olimpiade Tokyo 2020 bakal jadi panggung Andy Murray untuk mempertahankan medali emas yang telah ia raih di gelaran sebelumnya.
Jika berbicara tentang sepak terjang Andy Murray, mungkin banyak yang akan merasa miris lantaran ia seperti ‘terdepak’ dari deretan elite petenis putra yang saat ini dihuni Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Roger Federer.
Kuartet ini seharusnya bersama-sama mendominasi dunia, namun kenyataanya publik lebih sering membicarakan trio Nadal, Djokovic, dan Federer.
Sebenarnya kecenderungan ini bersifat sah-sah saja, apalagi jika melihat rentetan prestasi ketiganya di ajang tenis masa kini. Bahkan, mereka untuk saat ini sama-sama mengoleksi 20 gelar Grand Slam usai Djokovic juara Wimbledon 2021.
Sementara itu, Andy Murray tertinggal sangat jauh dari mereka. Ia tercatat baru memenangkan tiga biji gelar Grand Slam.
Akan tetapi, hal ini tidak bisa membuat Murray layak dipandang sebelah mata. Ia termasuk petenis sukses yang berjaya di ajang Olimpiade.
Perolehan dua medali emas Murray menempatkannya sedikit di bawah Serena Williams (empat emas, satu perak), Venus Williams (empat emas), dan Reginal Doherty (tiga emas, satu perunggu).
Sementara itu, Murray sendiri berhasil menelurkan dua medali emas di ajang Olimpiade London 2012 dan Rio 2016.
Tentu masih terngiang di kepala ketika Roger Federer mengalahkan Murray di gelaran Wimbledon 2012 dan merengkuh gelar ketujuhnya.
Meski begitu, Murray ternyata lebih beruntung di ajang Olimpiade. Ia pun menekuk Federer di partai puncak dan meraih medali emas di London 2012.
Lalu, saat Olimpiade Rio 2016, Murray menghempaskan Juan Martin del Potro di partai puncak untuk mengantongi medali emas keduanya.