INDOSPORT.COM - Perjuangan pebulutangkis Amerika Serikat (AS), Zhang Beiwen, menuju Olimpiade Tokyo 2020 tidaklah mudah. Pemain kelahiran China itu harus melakukan penggalangan dana demi mewujudkan mimpinya tampil di pesta olahraga terbesar di dunia.
Zhang Beiwen memang merupakan pebulutangkis nomor satu di AS. Bahkan, pemain berperingkat 14 dunia ini menjadi atlet bulu tangkis pertama dari Negeri Paman Sam yang berhasil memastikan diri lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Namun, dalam perjalanannya menuju Olimpiade, Zhang Beiwen ternyata menemui banyak kendala, terutama dalam hal ekonomi. Pandemi virus Corona yang melanda dunia membuat pemain berusia 31 tahun itu harus merogoh kocek sangat dalam untuk bisa mengikuti turnamen kualifikasi Olimpiade.
Tidak mengherankan, untuk satu turnamen selama pandemi, setiap atlet memang diharuskan melakukan karantina di hotel resmi yang telah ditunjuk oleh panitia turnamen. Hal itu membuat biaya turnamen semakin membengkak.
“Setiap turnamen (bisa) menelan biaya sekitar 5.000 dolar AS (setara Rp72,7 juta),” kata Zhang kepada Post, dilansir dari SCMP.
Sepanjang 2021, Zhang Beiwen telah mengikuti tiga turnamen internasional, yakni di Swiss, Guatemala, dan Inggris. Dia pun mengungkapkan bahwa semua turnamen tersebut diikuti dengan menggunakan dana sendiri.
Tidak hanya itu saja, untuk mengasah kemampuannya, Zhang Beiwen tidak bisa hanya berlatih di AS saja. Dia harus pergi ke luar negeri untuk berlatih dengan cara dan tingkat yang lebih tinggi lagi.
Selain itu, meskipun biaya perjalanan dirinya ke Tokyo sudah ditanggung oleh Komite Olimpiade AS, namun Zhang masih harus mengeluarkan uang untuk perjalanan pelatih dan keperluan lainnya.