INDOSPORT.COM - Jalan petenis Serbia, Novak Djokovic, dalam berburu Golden Slam terbuka lebar di Olimpiade Tokyo 2020.
Seperti diketahui, sebelum ini Djokovic sudah berhasil menggondol gelar Australia Terbuka, Prancis Terbuka, dan Wimbledon 2021. Satu-satunya Grand Slam yang belum ia raih adalah AS Terbuka, yang baru akan digelar Agustus nanti.
Tentu akan sangat keren apabila ia bisa memborong seluruh gelar tersebut dalam kalender turnamen Grand Slam tahun ini. Apalagi, jika ditambah medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Langkah awal Djokovic di pesta olahraga empat tahunan ini pun bisa dibilang cukup mulus. Pada putaran pertama tunggal putra tanggal 24 Juli lalu, ia berhasil mengalahkan wakil Bolivia, Hugo Dellien, dengan skor akhir 6-2, 6-2.
Perjuangannya pun berlanjut ke putaran kedua, Senin (26/07/21). Menurut jadwal di situs resmi Olimpiade Tokyo 2020, Djokovic bakal menghadapi petenis Jerman, Jan-Lennard Struff, di urutan keempat laga.
Novak Djokovic memang berpeluang memenangkan Golden Slam tahun ini. Bahkan, kemungkinan besar jadi yang pertama setelah Steffi Graf pada tahun 1988.
Saat itu, petenis putri asal Jerman tersebut sukses memborong empat Grand Slam ditambah satu medali emas dari Olimpiade Seoul 1988. Di gelaran yang sama, ia juga memenangkan perunggu untuk nomor ganda.
Meski berpotensi meraih Golden Slam tahun ini, Djokovic mengaku tidak ingin terbebani. Apalagi, sebelum ini ia juga pernah membahas potensi para atlet tenis menjadi “The Next Steffi Graf Tahun 1988”.
Menurutnya, peluang untuk mencetak rekor serupa terbilang cukup tipis, baik itu bagi petenis putra maupun putri. Namun kini, kesempatannya justru terbuka lebar setelah memenangkan tiga Grand Slam 2021.
Hanya butuh medali emas Olimpiade Tokyo dan gelar AS Terbuka untuk mewujudkannya. Djokovic pun mulai optimistis walau tetap mengontrol ekspektasinya agar tidak berlebihan.
“Semkarang semuanya nampak makin realistis. Tentu saja itu adalah salah satu cita-cita dan mimpi saya,” ucap Djokovic di Tokyo, seperti diberitakan laman abc.net.au.