INDOSPORT.COM - Membedah tiga penyebab kekalahan utama pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dari pasangan China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, di Olimpaide 2020.
Praveen Jordan/Melati Daeva tertunduk usai dikalahkan wakil China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong di perempatfinal Olimpiade Tokyo 2020, dengan skor 17-21, 15-21.
Duel perempatfinal yang mempertemukan wakil Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva dengan Zheng Siwei/Huang Yaqiong dari China, digelar mulai pukul 08:40 WIB di Musashino Forest Sport Plaza.
Pertandingan gim pertama didominasi Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Pasangan ini dengan cepat mencetak poin dan unggul 2-5.
Gim pertama ditutup dengan kemenangan pasangan China, di mana poin ke-21 tercetak setelah kok ke arah backhand Praveen Jordan dan gagal diantisipasi. Zheng Siwei/Huang Yaqiong menutup set dengan keunggulan 17-21.
Laga berlanjut ke gim dua, Drop Shoot dari Zheng Siwei membuat keunggulan China menjadi 0-4 atas Indonesia.
Pada interval gim kedua Indonesia tertinggal 6-11 dari wakil China yang cukup impresif memanfaatkan kesalahan-kesalahan ganda Indonesia, terutama Melati Daeva.
Zheng Siwei/Huang Yaqiong akhirnya sukses menutup gim kedua dengan skor 21-15. Pasangan China ini berhak lolos ke babak semifinal nomor ganda campuran cabor bulutangkis Olimpiade 2020.
Sementara bagi Praveen/Melati, kekalahan ini jelas sangat mengecewakan. Sebab, pasangan ganda campuran terbaik Indonesia ini diharapkan dapat memboyong medali di Olimpiade.
Hal itu tak berlebihan sebab pada kompetisi series, Praveen/Melati mampu menunjukkan permainan berkelas. Bahkan, mereka pernah mengalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di dua final Super 750 beruntun.
Lalu, kira-kira apa yang menjadi penyebab tersingkirnya pasangan Praveen Jordan/Melati Oktavianti dengan cepat di Olimpiade 2020?
1. Telat Antisipasi Lawan
Usai pertandingan, Praveen mengaku tertekan sejak awal. Pasangan Indonesia tak bisa dengan cepat mengimbangi aksi wakil China unggulan nomor satu dunia tersebut.
Berbeda dengan Praveen/Melati yang tak kunjung panas, pasangan China justru sudah on fire sejak awal set pertama. Mereka pun sudah mengantongi cukup banyak poin.
Ketika Praveen/Melati mulai mampu mengimbangi, Zheng Siwei/Huang Yaqiong pun langsung mengubah ritme permainan yang membuat ganda campuran penerus Tontowi/Liliyana itu kewalahan.
Dari sini terlihat jelas bahwa kepercayaan diri lebih tinggi dimiliki oleh pasangan China. Sementara pasangan Indonesia terlihat tertekan dan penuh beban.
Sorotan pun mengarah kepada persiapan tim. Dengan kompetisi selevel Olimpiade, hal-hal semacam itu harusnya sudah bisa diperkirakan.
Gagalnya Praveen Jordan/Melati Daeva mengimbangi Zheng Siwei/Huang Yaqiong menjadi bukti bahwa mereka tidak betul-betul menganalisa permainan lawan dan mempersiapkan rencana cadangan ketika tertekan.