INDOSPORT.COM – Nyatakan hasrat untuk kembali angkat raket, intip lagi momen kejayaan legenda bulutangkis asal Malaysia, Tan Boon Heong, si raja smash dari Alor Setar.
Nama Tan Boon Heong sendiri belakangan memang sempat ramai diperbincangkan dan menarik perhatian para netizen dunia maya.
Pasalnya, mantan ganda putra Malaysia yang pensiun tahun 2015 itu menggoda para penggemarnya dengan impian bakal kembali ke lapangan.
Melalui akun Twitternya, @tanboonheong3, mantan atlet yang kini berusia 33 tahun itu bertanya pada pengikutnya tentang wacana bermain di Olimpiade Paris 2024.
“Kalau 2024 aku main di Olimpiade, apakah kalian akan mendukungku? Ada yang rindu pertandingan saya tidak?” cuit Tan Boon Heong, Kamis (29/07/21) malam.
Cuitan itu pun langsung ramai ditanggapi oleh netizen Malaysia. Tercatat, ada lebih dari 1.000 komentar dan 25 ribu likes meramaikan unggahan sang legenda bulutangkis Negeri Jiran.
“Dukung!! Tapi main dengan Koo Kien Keat lah. Koo Kien Keat/Tan Boon Heong tu macam satu nama. Apakah Anda ingin bermain single?” komentar salah satu netizen.
Tan Boon Heong pun menjawab jika benar-benar comeback, ia akan kembali berpasangan dengan mantan partnernya, Koo Kien Keat.
Meski belum ada pernyataan resmi dari Tan Boon Heong maupun federasi bulutangkis Malaysia terkait isu comeback ini, namun membayangkan Tan kembali ke lapangan mungkin bakal jadi hal paling sensasional bagi pecinta bulutangkis Tanah Air.
Semasa masih aktif jadi pebulutangkis, Tan Boon Heong dikenal sebagai ganda putra dengan kekuatan tangan kiri paling mematikan di Asia atau mungkin di level BWF.
Di level junior, Tan Boon Heong yang dipasangkan dengan Hoon Thien How berhasil menjuarai Kejuaraan Dunia pada tahun 2004 serta medali perak di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia tahun 2006.
Namun sinar Tan Boon Heong baru benar-benar terlihat saat ditandemkan dengan Koo Kien Keat jelang gelaran Asian Games Doha 2006.
Terbukti, pasangan ganda putra ini berhasil meraih medali emas Asian Games setelah mengalahkan beberapa lawan di fase gugur.
Sebut saja juara dunia Tiongkok saat itu, Cai Yun dan Fu Haifeng mampu mereka kalahkan di perempat final. Kemudian ada Markis Kido/Hendra Setiawan dari Indonesia di semifinal, dan terakhir Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto yang juga dari Indonesia di laga final.
Keberhasilan Tan Boon Heong meraih medali emas Asian Games saat itu, menjadikan mereka sebagai ganda putra termuda yang sukses juara dengan usia masing-masing 21 dan 19 tahun.