INDOSPORT.COM - Apa kabar Mia Audina? Pebulutangkis tunggal putri yang dijuluki 'Si Anak Ajaib', namun di masa keemasannya, ia justru pindah kewarganegaraan ke Eropa.
Membahas sosok Mia Audina, tak lengkap jika tak menyebut prestasi besarnya untuk Indonesia. Mia pernah meraih medali perak tunggal putri di Olimpiade Atlanta 1996.
Mia Audina juga meraih medali emas Uber Cup 1994. Kala itu, Mia yang masih berusia 14 tahun, harus jadi penentu saat Indonesia bermain imbang 2-2 atas China di final.
Mia Audina pun menghadapi pebulutangkis senior asal China, Zhang Ning. Menang di game pertama, Mia dipaksa tunduk di game kedua, dan akhirnya menang di fase rubber.
Namun, kisah manis itu akhirnya ditutup di tahun 1999, ketika Mia Audina memutuskan pindah ke Belanda, termasuk berpindah kewarganegaraan mengikuti sang suami.
Selama di Belanda, Mia Audina kembali aktif bermain bulutangkis, bahkan 'Si Anak Ajaib' kembali menyabet medali perak Olimpiade Athena 2004, konsistensi yang luar biasa.
Mia Audina akhirnya memutuskan gantung raket pada tahun 2006, dan fokus untuk mendukung sang suami, seorang penyanyi gospel berpaspor Belanda, Tylio Lobman.
"Kegiatan saya sekarang tuh ya support suami, karena pas saya main kan saya yang di-support, sekarang gantian," ungkap Mia Audina dalam tayangan Youtube PB Djarum.
Hanya saja, Mia menolak disebut jika ia pindah kewarganegaraan karena mengikuti sang suami. Ada alasan khusus mengapa ia akhirnya memutuskan hijrah ke Belanda.
"Saya pindah (ke Belanda) tahun 1999, dan sebetulnya bukan karena ikut suami. Banyak cerita di belakang itu, salah satu alasannya karena Mama saya meninggal," kenang Mia.
"Saya selalu main buat Mami, untuk biaya pengobatan dia. Begitu Mami nggak ada, waktu itu saya masih muda sekali, 19 tahun, jadi saya harus punya sesuatu yang baru."
Meski akhirnya membuat keputusan besar dan tidak mudah, Mia Audina mendapat banyak kesibukan di Belanda, sehingga bisa move on dari bayang-bayang masa lalunya.
"Rumah saya di Rotterdam, dan tempat latihannya di Arnhem, hampir perbatasan Jerman. Tiap hari bolak-balik, jauh banget, 220 kilometer, dua atau tiga jam," ujar Mia.
"Kalau weekend, di Belanda ada kompetisi klub, kayak bola, ada kompetisi badminton. Kalau bulan September sampai Maret itu sudah nggak ada free weekend," tuntasnya.
Konon, Mia Audina juga bersedia bermain rangkap, tunggal putri dan ganda putri, guna menambah jam latihan. Hal ini tentu selaras dengan prestasi yang telah ia raih.