INDOSPORT.COM – Pelatih asal Indonesia, Hendrawan, mengantisipasi kebangkitan dua pebulutangkis muda, Li Shifeng dan Heo Kwang-hee yang tampil mengesankan selama Piala Thomas 2020.
Li Shifeng dan Heo Kwang-hee, merupakan dua pebulutangkis berperingkat lebih rendah yang tampil menonjol di ajang Piala Thomas yang baru saja selesai di Aarhus, Denmark.
Shifeng yang berusia 21 tahun merupakan peraih medali emas di ajang Youth Olympic Games 2018 yang naik pangkat ke level senior.
Bermain sebagai tunggal kedua mewakili China, dia memenangkan lima dari enam pertandingan termasuk saat menaklukkan pemain Thailand no. 23 dunia Kunvalut Vitidsarn di babak perempat final dan no.13 asal Jepang, Kanta Tsuneyama yang membantu tim mencapai final.
Namun, Shifeng gagal mencegah laju peringkat 7 dunia Jonatan Christie untuk merebut poin kemenangan bagi Indonesia di babak final.
Ada pun Kwang-hee, meski agak terlambat, dirinya tetap memberikan harapan kepada Korea Selatan bahwa dia layak menjadi penerus mantan peringkat 1 dunia Son Wan-ho.
Di usia 26 tahun, juara dunia junior 2013 tersebut berhasil menjadi ancaman baru bagi pebulutangkis papan atas dunia termasuk tunggal putra no.1 dunia Kento Momota.
Usai mengalahkan Momota di Olimpiade Tokyo, Kwang-hee mengulanginya saat bertemu di babak perempat final Piala Thomas meski akhirnya timnya kalah 3-1 dari Jepang.
Kwang-hee sebelumnya juga mengalahkan peringkat 4 dunia asal Chinese Taipei, Chou Tien-chen saat berjuang memenangkan medali perunggu di Piala Sudirman di Finlandia.
Ancaman kedua pemain muda ini tampaknya mulai disadari oleh Hendrawan yang merupakan pelatih tunggal putra timnas Malaysia.
Pelatih kepala tunggal putra nasional Hendrawan mengatakan dia menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh para pemain baru ini.
“Ini akan sulit bagi para pemain kami (Malaysia),” kata Hendrawan melansir dari The Star.
“Li Shifeng, Kunvalut Vitidsarn, Heo Kwang-hee telah menunjukkan peningkatan besar. Tapi kami tidak akan meremehkan siapa pun,” lanjutnya.