INDOSPORT.COM - Asosiasi tenis perempuan (WTA) memutuskan untuk mengangguhkan semua turnamen di China setelah melihat kasus Peng Shuai.
Peng Shuai menyedot perhatian publik setelah menyuarakan tentang pelecehan seksual yang dialaminya. Atlet tenis asal China itu menyebutkan bahwa pelakunya adalah mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli.
Fakta tersebut diungkap oleh Peng Shuai dalam postingannya di media sosial. Akan tetapi setelah Peng buka suara, pemerintah China justru memilih untuk bungkam dan tidak menanggapinya.
Sontak respon pemerintah China langsung mengundang keprihatinan dari Asosiasi tenis perempuan. WTA kemudian memutuskan untuk menangguhkan semua turnamen tenis yang akan dilangsungkan di China.
Keputusan tersebut disambut baik oleh banyak pemain dan mantan pemain tenis. Meski demikian, WTA sendiri harus menanggung rugi dalam hal siaran dan sponsor.
"Bagaimana saya bisa meminta atlet kami untuk bertanding di sana ketika Peng Shuai tidak diizinkan untuk berkomunikasi secara bebas dan tampaknya telah ditekan untuk membantah tuduhan penyerangan seksualnya," ujar Steve Simon selaku kepala Eksekutif WTA, dilansir dari Reuters.
"Mengingat keadaan saat ini, saya juga sangat prihatin dengan risiko yang dapat dihadapi semua pemain dan staf kami jika mengadakan acara di China pada 2022," sambungnya lagi.