Mantan Pelatih: Mereka Mau Menghancurkan Novak Djokovic tapi Tak Bisa

Senin, 17 Januari 2022 13:59 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
© Clive Brunskill/Getty Images
Novak Djokovic berhasil jadi juara Prancis Terbuka 2021 usai mengalahkan Stefano Tsitsipas pada babak final Copyright: © Clive Brunskill/Getty Images
Novak Djokovic berhasil jadi juara Prancis Terbuka 2021 usai mengalahkan Stefano Tsitsipas pada babak final

INDOSPORT.COM Novak Djokovic batal berlaga di Australian Open 2022 usai pemerintah Australia membatalkan visanya. Hal ini merupakan buntut dari kasusnya yang dianggap tidak tertib dan tidak mampu memenuhi syarat vaksinasi Covid-19.

Mantan pelatih petenis Serbia tersebut, Bogdan Obradovic, melontarkan pernyataan keras terkait kasus Djokovic. Ia merasa Djokovic sengaja dijegal oleh Commonwealth atau negara-negara persemakmuran Inggris supaya tidak bisa meraih rekor Grand Slam.

“Ini tidak buruk untuk Novak. Ini buruk untuk tenis,” tutur Obradovic kepada Times of India.

“Novak tak hanya pemain tenis terbaik. Dia adalah atlet terbaik di semua olahraga selama lima-enam tahun terakhir,” tambahnya.

Masih membanggakan mantan anak asuhnya, Obradovic bahkan menyandingkan Djokovic setara dengan kehebatan Mohammad Ali, Pele, dan bahkan legenda musik John Lennon.

Bogdan Obradovic yakin, kasus Djokovic ini adalah upaya untuk mengganjalnya meraih rekor Grand Slam tenis.

“Mereka akan mencoba hal yang sama, taktik yang sama. Ini adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk menghentikannya mendapatkan rekor Grand Slam. Mereka mencoba untuk menghancurkan Djokovic, tapi mereka tak bisa,” katanya.

Obradovic lantas menyarankan Djokovic untuk membuat sendiri turnamen-turnamen kelas dunia. Ia yakin sejumlah negara kuat akan mendukung ide tersebut.

“Novak sangat berkuasa di pikirannya. Bersama India, Rusia, China, dan Brasil, dia bisa bikin ATP baru dan turnamen baru di Mumbai, Shanghai, dll,” tuturnya lagi.

“Di 1973, mereka mengubah olahraga dengan membuat ATP. Djokovic harus merilis ATP baru. Para pemain bersamanya. Jika (negara) dengan ekonomi besar seperti China, India, Rusia, Brasil datang dan bergabung dengannya, dia bisa membuat perubahan,” tukas Obradovic.