INDOSPORT.COM – Legenda Malaysia, Teh Kew San, yang pernah menaklukkan Rudy Hartono rupanya masih aktif bermain bulutangkis di usianya yang menginjak 87 tahun.
Melansir dari Free Malaysia Today, pria kelahiran Penang 1934 silam tersebut masih menjadikan bulutangkis sebagai salah satu gaya hidupnya.
Teh Kew San diketahui masih berlatih bersama istrinya yang berusia 56 tahun sekaligus mantan ganda campuran Ng Mei Li, dan putrinya Karen.
“Saya tidak bisa berhenti bermain bulutangkis. Ini membuat saya untuk tetap sehat,” kata Kew San dalam wawancaranya tepat di hari ulang tahunnya.
Semangat dan rasa cinta Teh Kew San terhadap bulutangkis hingga kini ini juga membuat mantan rekan tandemnya di ganda putra, Yew Cheng Hoe (79 tahun) merasa bangga.
“Sebagai kapten, dia lebih memperhatikan para pemain daripada dirinya sendiri,” kata Cheng Hoe, yang mengunjungi Kew San di rumahnya di Gunung Erskine, Penang.
Salah satu pengalaman manis yang diingat Kew San dan Cheng Hoe saat masih bermain adalah ketika mereka berhasil menjuarai Penang Open 1966.
Tak tanggung-tanggung, pasangan Kew San/Cheng Hoe mengoyak pasangan yang jadi idola Indonesia, Rudy Hartono/Muljadi dalam kemenangan dua set langsung dengan skor telak 15-0, 15-10.
“Ini masih semacam rekor,” kata Cheng Hoe saat mengenang penampilan mereka di final Penang Open 1966.
Setahun kemudian, Teh Kew San menjadi pahlawan yang mengantarkan tim bulutangkis putra Malaysia memenangkan trofi Piala Thomas keempat pada tahun 1967 di Jakarta.
Saat itu, Teh Kew San ditunjuk sebagai kapten yang memimpin Tan Aik Huang, Yew Cheng Hoe, Ng Boon Bee, Tan Yee Khan, Billy Ng dan Omar Manaf.
Teh Kew San yang bermain di nomor tunggal dan ganda putra berhasil menundukkan tuan rumah Indonesia yang dipimpin bintang 18 tahun, Rudy Hartono, dengan kemenangan 6-3 di babak challenge.
Keberhasilan mereka ini patut dibanggakan mengingat Teh Kew San dkk tak punya waktu banyak untuk persiapan. Mereka hanya berlatih selama dua hingga tiga pekan sebelum turnamen.
Final Piala Thomas 1967 sendiri berlangsung dengan diwarnai kontroversi. Saat itu terjadi aksi penonton yang tidak terkendali sehingga laga final harus dihentikan dengan Malaysia dipastikan menang.