Ukraina Dilanda Perang, Pebulutangkis Artem Pochtarev: Kami Tidak Tidur di Sepanjang Malam

Selasa, 1 Maret 2022 18:48 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Isman Fadil
© REUTERS/Henry Nicholls
Pebulutangkis andalan Ukraina, Artem Pochtarev, menceritakan kisah pilu karena dia dan keluarga tidak tidur sepanjang malam karena invasi Rusia ke negaranya. Copyright: © REUTERS/Henry Nicholls
Pebulutangkis andalan Ukraina, Artem Pochtarev, menceritakan kisah pilu karena dia dan keluarga tidak tidur sepanjang malam karena invasi Rusia ke negaranya.

INDOSPORT.COM – Pebulutangkis andalan Ukraina, Artem Pochtarev, menceritakan kisah pilu karena dia dan keluarga tidak tidur sepanjang malam karena invasi Rusia ke negaranya.

Melansir laman Badminton Europe, Artem Pochtarev menceritakan kondisi pilu yang dilewatinya bersama orang-orang tercinta selama Ukraina porak-poranda karena invasi militer Rusia.

Terlebih, saat serangan militer terjadi, Artem Pochtarev sedang berada di Kota Kharkiv yang menjadi bagian dari kepungan tentara Rusia.

“Saya mendapatkan telpon dari orang tua saya di pagui hari, tetapi saya tidak mendengar panggilan ini. Kemudian, pada pukul 06.55, saya mendaptkan telepon dari teman saya. Dia bilang: Artem, (serangan Rusia) itu sudah dimulai,” ucap Artem Pochtarev.

“Apa yang telah dimulai? Saya bertanya. Segera setelah itu, saya memahami segalanya yang terjadi (tentang invasi Rusia ke Ukraina),” sambung Artem Pochtarev.

Usai mengetahui keadaan kotanya yang tak aman, pebulutangkis tunggal putra ranking 114 dunia itu langsung membangunkan pasangannya untuk meminta berkemas.

Usai itu, Artem Pochtarev dan pasangan langsung meninggallkan apartemen untuk bersembunyi ke ruang bawah tanah. Pada hari kedua, Artem Pochtarev menghampiri rumah ibu dari pacarnya di sudut lain kota di Ukraina.

Saat berada di sepanjang jalan, kondisinya sangat riuh. Bahkan untuk menempuh jarak 10 kilometer, dibutuhkan waktu hampir dua jam, dan tidak ada lagi bahan bakar.

“Kemudian kami tinggal di rumah. Saya menolak untuk meninggalkan kota. Saya pikir itu bahkan lebih berbahaya untuk mengemudi pada waktu itu." tulis Artem Poctarev.

Sepanjang malam hari, kami tidak tidur (sejak invasi Rusia). Beberapa kali kami (bahkan) sampai harus bersembunyi di ruang bawah tanah.” sambungnya lagi.