Kisah Perjuangan Alan Budikusuma di Olimpiade 1992: Nyaris Tak Ikut ke Barcelona
Pada akhirnya, Alan tetap berlatih giat agar bisa tampil di Olimpiade Barcelona. Ia tak merasa berkecil hati atau putus asa lantaran mengalami penurunan performa. Bahkan, sang legenda bulutangkis itupun sampai melakukan latihan tambahan di luar jadwal.
"Saya merasa itu yang membantu saya tampil lebih baik lagi. Beda dengan di Pelatnas saat itu. Kami latihan di Senayan, begitu selesai latihan lapangannya disewakan ke orang."
"Jadi nggak bisa bebas pakai lapangan, latihan seenaknya. Jadi kalau perlu tambahan apa-apa, saya latihan di luar nyewa lapangan sendiri," lanjut Alan.
"Memang saya merasa persiapan Olimpiade waktu itu adalah yang terbaik. Saya merasa sebelum berangkat bisa betul-betul yakin."
"Dari ketidakyakinan dengan persiapan yang saya rasa mencapai 99 persen, akhirnya saya bisa maksimal dan yakin. Dari segi teknik, fisik dan percaya diri,"
"Sama sekali saya nggak menyangka bisa menang. Blank dan tidak ada firasat apa-apa. Yang pasti saya hanya berjalan, meyelesaikan perjalanan saya satu persatu di Olimpiade itu."
"Setiap babak, habis menang, saya baru lihat, oh ini lawan besok. Ya sudah dihadapi lagi," pungkasnya Alan.
Siapa yang menyangka dari penurunan performa yang ia alami dan upaya mati-matian untuk bisa tetap bertarung di Olimpiade, membuat Alan Budikusuma sukses menyingkirkan nama-nama seperti Donald Koh dari Singapura, Kim Hak-kyun dari Korea Selatan, dan lain-lain sampai ke final.
Sang megabintang bulutangkis Indonesia itu juga pernah memenangi kejuaraan IBF World Grand Prix seperti Thailand Open 1989, China Open 1991, German Ipen 1992, Indonesia Open 1993, Malaysia Open 1994, dan lain-lain.