Lin Dan: Legenda Bulutangkis China yang Nyaris Tak Direstui Orang Tua
Langkah pertama Lin Dan di dunia bulutangkis profesional dimulai pada 2001 silam. Saat itu, ia menjadi perwakilan China di ajang Kejuaraan Badminton Asia.
Hebatnya, meski muncul sebagai pebulutangkis baru dan non-unggulan, Lin Dan secara mengejutkan mampu terus melangkah hingga ke partai final. Sayangnya, saat itu Lin Dan harus menelan kekalahan dari rekan senegaranya, Xia Xuanze.
Tak patah arang, Lin Dan pun terus menunjukan kegemilangannya dalam bulutangkis, hingga akhirnya pada 2002, ia meraih gelar juara pertamanya saat mengikuti kejuaraan Korea Terbuka. Saat itu, ia mengalahkan wakil Korea Selatan, Shon Seung-mo, lewat empat set.
Sejak saat itu, hingga tahun 2016, Lin Dan tercatat sudah 82 kali menembus partai final. Hebatnya, lebih dari setengah penampilannya di laga final, tepatnya 62 kali berhasil ia menangkan.
Tahun 2004 sendiri menjadi salah satu tahun paling bersejarah dalam perjalanan karier Lin Dan di dunia bulutangkis. Untuk pertama kalinya, ia menyandang status sebagai pebulutangkis nomor satu dunia.
Tidak hanya itu, pada 2004, Lin Dan juga untuk pertama kalinya berhasil menjuarai kejuaran bulutangkis tertuta di dunia, yakni All England.
Gelar juara itu ia raih setelah mengandaskan wakil Denmark, Peter Gade. Pasca laga, Gade langsung menjuluki Lin Dan sebagai Super Dan, julukan yang terus disandangnya hingga saat ini.
Sosok Kontroversial
Selain memiliki teknik bulutangkis hebat, ditambah prestasi yang mentereng, ada satu lagi faktor yang menjadikan Lin Dan sering mendapat banyak perhatian. Faktor itu adalah aksi-aksi kontroversial yang sering ia lakukan saat pertandingan.
Ya, sebagai seorang pebulutangkis, Lin Dan merupakan sosok yang cukup tempramental dan sering berbuat ulah. Bila diibaratkan dengan pesepakbola, sosok Lin Dan sangat mirip dengan penyerang Chelsea, Diego Costa yang juga suka berbuat ulah saat pertandingan.
Salah satu ulah kontroversial yang pernah dilakukan Lin Dan terjadi pada 10 April 2008 lalu. Saat itu, pebulutangkis berpostur tinggi 1,78 m tersebut secara tiba-tiba memukul pelatihnya sendiri, yakni Ji Xinpeng.
Kejadian yang terjadi di training camp timnas China jelang Olimpiade 2008 tersebut dilatarbelakangi ketidakmampuan Lin Dan untuk mengontrol emosinya, pasca kalah dari lawan latihannya.
Dari berbagai sumber, tindakan tersebut diduga dilakukan Lin Dan karena tersulut emosi mendengar kata-kata Ji Xinpeng yang dianggap menyinggung dirinya.
Di tahun yang sama, Lin Dan kembali berbuat ulah dalam babak final Korea Terbuka. Saat itu, Lin Dan yang dikalahkan wakil Korea Selatan, Lee Hyun-il, terlibat adu mulut dengan pelatih Korea asal China, Li Mao.
Puncaknya, karena kesal, Lin Dan sempat meleparkan raket yang ia pegang ke arah Li Mao. Beruntung, Li Mao mampu menghindar hingga raket tersebut tidak mengenai dirinya.