Piala Uber 2021: Ganda Putri No. 1 Dunia asal China Akui Kerepotan Lawan Febriana/Amalia
“Kualitas pengembalian bola mereka sangatlah tinggi, kami beberapa kali mengalami kesulitan,” lanjutnya.
Kekalahan yang dialami Febriana/Amalia ini membuat Indonesia tertinggal 2-0 dari China di babak perempat final Piala Uber 2022.
💬Jia Yifan:
— CGTN Sports Scene (@CGTNSportsScene) May 12, 2022
"We'd love to win the game as soon as possible, but our opponents did give us a big challenge. The quality of their returns was very high, we had some difficulties."#UberCup2022 #TUC2022 @INABadminton @BadmintonTalk @bulutangkisINA @ZonaBulutangkis @womensbadminton pic.twitter.com/0qLmV9DTqe
Sebelumnya, tunggal putri Komang Ayu Cahya Dewi lebih dulu kalah dari Chen Yufei dalam dua set langsung dengan skor 21-15, 21-13.
China pun memastikan menang dan lolos ke babak semifinal setelah tunggal putri kedua mereka, He Bing Jiao menang di partai ketiga.
He Bing Jiao menaklukkan si anak ajaib Bilqis Prasista dalam pertarungan rubber set yang berakhir dengan skor 21-19, 18-21, 7-21 selama durasi 56 menit.
Di sisi lain, kekuatan tim China pun diakui oleh para pemain muda tanah air, termasuk Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.
Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi sendiri mengaku bahwa mereka telah mengerahkan seluruh kekuatannya, namun tim putri China memang terlampau kuat di perempat final Piala Uber 2022.
“Hari ini saya bisa bermain baik dan maksimal. Seluruh kemampuan yang dimiliki, sudah bisa dikeluarkan semua. Cuma, sayang kita belum berhasil menyumbangkan angka untuk Indonesia,” kata Febriana.
“Lawan memang kuat. Mereka bermain rapi. Sebagai peraih medali perak Olimpiade, permainan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan memang solid,” tambahnya, dilansir dari rilis PBSI.
Hal senada juga diakui oleh Amalia Cahaya Pratiwi, yang membeberkan bahwa sejatinya mereka bermain lepas dan mencoba menikmati pertandingan.
“Saya sebenarnya sudah main lepas dan tanpa beban. Kita enjoy saja lawan mereka. Sudah mengeluarkan yang dimiliki, tetapi belum mampu meny