Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior: Misi BWF Cari ‘Monster’ Baru Penerus Axelsen dan Momota
Bahkan, pebulutangkis berusia 27 tahun itu berhasil menggusur takhta tunggal putra yang sebelumnya dikuasai pebulutangkis asal Jepang, Kento Momota.
Kento Momota juga rupanya juga jebolan Kejuaraan Dunia Junior. Tepatnya pada tahun 2012, Momota berhasil memenangkan gelar juara dunia junior di usianya 18 tahun.
Tujuh tahun kemudian, Momota menjelma jadi atlet pebulutangkis fenomenal. Momota tidak hanya meraih posisi rangking 1 saja, ternyata dia tercatat rekor meraih gelar juara paling banyak dalam kurun waktu satu tahun saja
Rekor tersebut ditorehkan Kento Momota sudah memenangkan gelar sebanyak 11 juara sepanjang musim dalam agenda kompetisi BWF 2019.
Setelah Momota, muncul juara dunia junior lain antara tahun 2013-2019. Di antara para pemenang tersebut, ada Kunlavut Vitidsarn yang memenangkan tiga edisi beruntun (2017, 2018, 2019).
Berkat keberhasilannya memenangkan gelar juara junior tiga kali, Kunlavut Vitidsarn berhasil menempatkan dirinya di jajaran pebulutangkis tunggal putra top dunia.
“Ini sangat penting bagi saya karena ini adalah turnamen terbesar untuk pemuda, yang merupakan tangga untuk peningkatan diri lebih lanjut,” kata Vitidsarn, yang menjadi juara dunia junior untuk menyamai rekor seniornya, Ratchanok Intanon.
“Itu benar-benar membantu sampai batas tertentu… (walaupun) level dunia dan level junior berbeda dalam banyak aspek seperti kekuatan dan pengendalian diri.”
Kendati demikian, Kunlavut Vitidsarn masih harus berjibaku menaiki banyak anak tangga tunggal untuk bias menyamai level Axelsen dan Momota.
Sejak beralih ke level senior pada 2020 lalu, Vitidsarn baru mampu mencatatkan tiga kali runner-up dan satu gelar juara di turnamen BWF World Tour.
Tiga kali runner-up itu diraihnya di ajang Spain Masters 2020, Swiss Open 2022, dan BWF World Tour Finals 2020. Sementara gelar juara diraih di German Open 2022 pada Maret lalu.