Fu Haifeng, Ganda Putra Terakhir China yang Disegani Dunia, Benarkah Berdarah Indonesia?
Jika Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan adalah pemilik tiga gelar Kejuaraan Dunia, Fu Haifeng lebih beringas lagi. Ia telah memenangkan empat gelar Juara Dunia.
Pada Kejuaraan Dunia 2003, Cai Yun/Fu Haifeng mentok meraih medali perunggu karena kalah dari wakil Indonesia, Sigit Budiarto/Candra Wijaya di semifinal.
Belajar dari kegagalan itu, Fu Haifeng akhirnya satu per satu menaklukkan ajang Kejuaraan Dunia 2006, 2009, 2010, hingga 2011. Semua medali emas mereka borong.
Namun di 2013, Cai Yun/Fu Haifeng lagi-lagi kandas di tangan pebulutangkis ganda putra Indonesia, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di semifinal.
Benarkah Fu Haifeng Berdarah Indonesia?
Jika menyebut Fu Haifeng memiliki darah Indonesia, hal ini tidak sepenuhnya betul. Namun, atlet kelahiran tahun 1983 ini tetap memiliki hubungan dengan Merah Putih.
Berdasarkan laporan dari Sohu Sports, kakek dari Fu Haifeng adalah orang China yang migrasi ke Indonesia pada usia 16 tahun, untuk melakukan perdagangan.
Sempat tinggal lama di Indonesia, lahirlah ayah dari Fu Haifeng bernama Fu Mingying.
Namun, karena ada konflik rasial terhadap etnis Tionghoa, mereka pulang ke China. Mereka lalu menempati daerah Hui Lai, kampung petani Nanshan, China.
Di kampung tersebut, ayah Fu Haifeng, yaitu Fu Mingying menjalani hidup sebagai petani sekaligus pelatih bulutangkis. Sang ayah saat itu masih fasih berbahasa Indonesia.
Lalu pada tahun 1983, lahirlah Fu Haifeng di Guangdong, yang nantinya akan dididik oleh Fu Mingying untuk menjadi pebulutangkis profesional yang membanggakan China.