INDOSPORT.COM – Fernando Rivas, pelatih bintang Spanyol, Carolina Marin, menyoroti bulutangkis modern yang terjadi di dua negara Asia, namun Indonesia tidak termasuk yang dia sebutkan.
Fernando Rivas mulai dikenal di kancah olahraga tepok bulu usai mengantar Carolina Marin merebut tiga kali emas Kejuaraan Dunia hingga emas Olimpiade Rio 2016.
Pelatih bergelar doktor itu telah menjadi salah satu pendobrak sejarah badminton di Spanyol memalui beragam metode dan teknik berkualitas yang diusung.
Alasan itulah yang membuat Fernando Rivas digaet oleh Presiden Federasi Bulutangkis Prancis, Yohan Panel, untuk misi medali Olimpiade 2024
Melansir dari laman resmi BWF, Fernando Rivas berbicara mengenai perubahan sistem pelatihan bulutangkis di sejumlah negara, khususnya di Asia.
Menurut pelatih asal Spanyol tersebut, sistem pelatihan di Asia sebagian besar sudah berubah, dari yang awalnya tradisional kini sudah mulai modern dan merujuk sistem di Eropa.
“Saya pikir ini (sistem pelatihan) sedang berubah,” ujar Fernando Rivas.
Ada pun dua negara yang menjadi sorotan Fernando Rivas dalam hal ini. Yakni, negara-negara Asia yang menjadi anggota Commonwealth seperti Malaysia dan Singapura, dan China.
“Beberapa negara dari Asia miliki Commonwealth, banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu (olahraga) dari Inggris, misalnya,” terang Fernando Rivas.
“China telah memiliki pelatih fisik Spanyol selama beberapa tahun,” lanjutnya.
Malaysia dan Singapura sendiri belakangan memunculkan pemain yang mampu menantang dunia. Sebut saja tunggal putra no 2 dan 3 dunia, Lee Zii Jia (Malaysia) dan Loh Kean Yew (Singapura).