INDOSPORT.COM – Sejumlah momen menyedihkan terjadi di kancah bulutangkis Indonesia sepanjang 2022. Di antaranya Indonesia kehilangan trofi Piala Thomas dari India.
Tim bulutangkis Indonesia sejatinya mampu mengakhiri musim 2022 dengan prestasi cukup bagus. Dari 20 turnamen World Tour, Merah Putih berhasil meraih 13 gelar juara plus 3 gelar juara di level Super 100.
Namun di balik perjuangan Indonesia mencatatkan hasil impresif tersebut, ada sejumlah momen menyedihkan namun tetap harus dikenang.
Dimulai dari hilangnya trofi Piala Thomas dalam tujuh bulan, mundurnya Greysia Polii dari bulutangkis karena gantug raket hingga kegagalan Anthony Ginting keluar dari tirani Viktor Axelsen.
1. Trofi Piala Thomas Indonesia Digondol India
Pada Mei 2022 lalu, Indonesia harus menelan pil pahit lantaran kehilangan trofi Piala Thomas yang baru tujuh bulan pulang ke tanah air dari tangan India.
Ya, Hendra Setiawan dkk memenangkan Piala Thomas 2020 yang dilangsungkan di Aarhus, Denmark, setelah mengalahkan raksasa China dengan skor 3-0.
Kemenangan ini memastikan pulangnya Piala Thomas setelah penantian selama 19 tahun atau sejak Taufik Hidayat dan kawan-kawan naik podium juara pada 2002.
Gelar ini juga mengukuhkan Indonesia sebagai tim bulutangkis paling sukses dalam sejarah Piala Thomas. Indonesia masih memegang rekor tertinggi, yaitu 14 kali juara Piala Thomas.
Sayangnya, tujuh bulan kemudian Anthony Ginting dan kawan-kawan gagal mempertahankan trofi tersebut setelah kalah dari tim India di partai final dengan skor 3-0.
Pada partai pertama, tunggal putra India yakni Lakshya Sen berhasil menaklukkan Anthony Sinisuka Ginting lewat rubber game yang berakhir dengan skor 21-8, 17-21, dan 16-21.
Poin kemenangan India bertambah setelah Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, menang atas Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Ahsan/Kevin yang menjadi pasangan dadakan di Piala Thomas 2022 kalah dari Rankireddy/Shetty dalam duel tiga gim yang berkesudahan dengan skor 21-18, 21-23, dan 19-21.
India lantas mengunci kemenangan atas Indonesia pada partai final Piala Thomas melalui kemenangan Srikanth Kidambi atas Jonatan Christie pada partai ketiga dua gim langsung dengan skor 21-15 dan 23-21.