‘Tidak Ramah’ Bulutangkis, Riwayat Amerika Serikat Jadi Penguasa Piala Uber di Masa Lalu
Namun lambat laun, bulutangkis mulai kehilangan pamornya. Olahraga ini hanya dianggap sebagai olahraga belakang rumah alias hanya dilakukan di saat santai atau saat acara santai keluarga.
Selain itu, tim bulutangkis Amerika Serikat sampai saat ini belum ada yang berhasil memenangkan medali di puncak olahraga terbesar dunia, Olimpiade.
Padahal di Olimpiade, Amerika Serikat merupakan raja di atas segala-galanya. Negara ini kerap dan hampir selalu menjadi juara umum karena banyaknya medali yang diraih dari berbagai cabang olahraga.
Tenis berkembang dan semakin populer di Amerika berkat sosok legendaris Serena Williams dan Venus Williams yang memenangkan banyak gelar pada masa kejayaan mereka.
Kemudian ada Tiger Woods yang memopulerkan golf, Tom Brady di cabor American Foot, ada pebasket Kevin Durant LeBron James meneruskan jejak Kobe Bryant , hingga petinju Floyd Mayweather Jr.
Tetapi sayangnya, Amerika Serikat saat ini tidak memiliki figur yang bisa meningkatkan pamor bulutangkis di negara tersebut.
Ada pun atlet bulutangkis di kawasan PAN America yang menempati ranking tertinggi hanya Bryan Yang yang saat ini menduduki peringkat 21 dunia.
Kevin Cordon pahlawan Guatemala di Olimpiade Tokyo saat ini hanya menduduki peringkat 41 dunia lantaran jarang sekali diikutkan turnamen bergengsi.
Deretan tunggal putri AS seperti Irish Wang, Beiwen Zhang, Lauren Lam, ganda putra Vinson Chiu/Joshua Yuan, Annie Xu/Kerry Xu, Francesca Corbet/Allison Lee adalah nama-nama pebulutangkis AS yang saat ini masih menduduki peringkat dunia di luar 20 besar.
Mungkin, jika deretan pebuluangksi AS itu meraih banyak prestasi dan ranking dunianya meroket tajam maka bulutangkis di Amerika Serikat tidak akan sesuram saat ini nasibnya.