Ferry Sonneville, Eks Ketum PBSI yang Jadi Pebulutangkis Indonesia Pertama Juara Malaysia Open
Tidak hanya sebagai pebulutangkis, Ferry Sonneville juga turut andil dalam mendirikan PB PBSI pada tahun 1951.
Bahkan Ferry ikut mendirikan KONI di tahun 1966. Hingga akhirnya dipercaya sebagai ketua umum KONI di tahun 1970.
Ferry Sonneville sempat menjadi Presiden dari International Federation Badminton (IBF) sekarang dikenal dengan nama BWF antara 1971-1974, dan membuatnya sebagai orang Indonesia pertama yang menempati posisi tertinggi tersebut.
Setelah itu, di tahun 1981 Ferry dipercaya menjadi ketua umum PBSI menggantikan Dick Sudirman hingga sampai tahun 1985.
Melansir dari laman Tirto, Ferry sempat membuat beberapa peraturan kontroversi di PBSI. Yakni mengubah aturan sponsor perorangan menjadi kolektif, yang proses pembagiannya diatur oleh PBSI.
Tentu peraturan itu menimbulkan pro dan kontra bagi para pemain dan legenda bulutangkis Indonesia. Salah satunya datang kritikan dari Tan Joe Hok.
“Ibaratnya biasa makan satu roti untuk satu orang, kini si pemain harus membaginya dengan banyak orang,” tutur Joe Hok.
Tak hanya itu, Ferry Sonneville juga kembali membuat kontroversi dengan melakukan intervensi terlalu jauh dalam penentuan skuad Indonesia jelang Piala Thomas 1984 yang kala itu dilatih oleh Tan Joe Hok.
Namun akhirnya Ferry melunak dan memberi Tan Joe Hok keleluasaan untuk menentukan komposisi pemain. Alhasil, Indonesia berhasil mengandaskan perlawanan China di partai final dengan skor 3-2.
Di luar sisi kontroversialnya, berkat jasa dan dedikasinya dalam memajukan olahraga bulutangkis, pemerintah Indonesia akhirnya memberikan tanda kehormatan kepada Ferry Sonneville yaitu Bintang Jasa Nararya.