Bagas/Fikri Banjir Kritik, 2 Legenda Bulutangkis Angkat Bicara soal 'Kena Mental'

Jumat, 10 Februari 2023 09:31 WIB
Penulis: Martini | Editor: Isman Fadil
© HUMAS PP PBSI/INDOSPORT
Debby Susanto memberikan tanda jempol saat lolos ke final All England 2016. Copyright: © HUMAS PP PBSI/INDOSPORT
Debby Susanto memberikan tanda jempol saat lolos ke final All England 2016.
Debby Susanto Waspada Sosmed, Maria Febe Jaga Mental

Menurut Debby Susanto, tidak masalah jika atlet bermain media sosial, asal mereka bisa menjaga psikisnya dengan baik. Namun jika tidak, puasa sosmed adalah hal yang bijak.

"Tapi kalau lu ngebaca, dibully down, jadi malu, minder, mending nggak usah main medsos sekalian, karena ngehancurin mental sendiri," pesan Debby Susanto.

Pernyataan Debby Susanto juga disepakati oleh legenda bulutangkis lainnya, Maria Febe Kusumastuti.

Menurutnya, ketika atlet sudah 'kena mental', akan sulit untuk bangkit kembali. Oleh karena itu, pemain bulutangkis harus menghindari tekanan mental sejak awal.

"Setuju banget. Kalau mental sudah jatuh, bangkitnya akan berat, dari nol lagi berusaha," ungkap Maria Febe.

"Jadi buat atlet tuh, kalau sudah dewasa dan go international, mental penting banget dan lingkungan yang positif, itu yang selalu ngedukung kemajuan kita," lanjut Maria.

"Gue inget kata pelatih, mental itu 80 persen, dan yang lainnya 20 persen," jelas peraih medali emas Bitburger Open 2008 dan Australian Open 2009 tersebut.

"Karena apa, sebagus-bagusnya kita, kalau sudah kena mental, akan susah majunya. Contoh: pemain bagus tapi takut bertanding."

"Jadi, permainan bagus kayak apa, latihan mati-matian, nggak akan bisa keluar saat di pertandingan, udah kalah duluan, kena mental," tuntasnya.

Namun, pesan Debby Susanto dan Maria Febe tersebut tidak hanya tertuju pada Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri saja, tapi juga pada pebulutangkis lainnya.