Flashback Olimpiade 2012: China Mendominasi Bulutangkis Sampai Bikin IOC 'Geram'
Hasil ini membuat Tian/Zhao gagal menjuarai grup dan kemungkinan akan bertemu Wang/Yu di babak semifinal. Hasil ini disinyalir mengagalkan asa China mempertemukan keduanya di partai final dan memastikan medali emas.
Dalam hasil evaluasi IOC setelah kejadian itu serta dominasi China, bulutangkis dianggap sebagai cabang olahraga yang tidak lagi kompetitif karena hanya dikuasai oleh satu negara saja.
Selain karena dominasi China dan fakta ‘main sabun’ negara tersebut di cabor ini, bulutangkis dianggap IOC masih memiliki rating TV yang rendah dalam gelaran Olimpiade.
Alhasil, beredar rumor bahwa IOC bakal meniadakan cabang olahraga bulutangkis pada Olimpiade Rio de Janeiro yang menjadi edisi berikutnya pada 2016.
Untungnya ketakutan para penggemar berakhir setelah Sekretaris Jenderal Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), Stuart Borrie, menjamin bahwa bulutangkis akan aman.
Saat itu, Stuart Borrie mengatakan ada 33 poin yang menjadi bahan evaluasi IOC. Salah satunya, sejauh mana bulutangkis bisa menarik minat penonton televisi.
Selain dominasi China, cabor bulutangkis pada Olimpiade London 2012 juga menyisakan kisah pahit bagi Indonesia. Hal ini dialami pasangan ganda putri Meilianna Juahari/Greysia Polii.
Saat itu, Meilianna Juahari/Greysia Polii berhadapan dengan pasangan Korea Selatan, Ja Jung-eung/Kim Min-jung yang dicurigai BWF ada permainan match fixing.
Kedua pasangan ini bermain dengan cara yang sama seperti pertandingan Tian/Zhao dan Ha Na/Keun Hun, sampai-sampai wasit Berg mengeluarkan kartu hitam alias diskualifikasi kepada tim Indonesia.
Untungnya, kartu hitam itu dibatalkan setelah Indonesia mengajukan protes. Kepada wartawan, Greysia Polii mengaku terkejut dengan kejadian ini, “Saya tidak tahu apa yang terjadi. Itu adalah pertandingan, kita harus menerima semua hasilnya.”