INDOSPORT.COM - Indonesia adalah gudangnya prestasi bulutangkis, tidak hanya sebagai pemain saja, tetapi juga sebagai pelatih. Hal inilah yang membuat beberapa mantan pebulutangkis asal Indonesia ditawari melatih di luar negeri.
Tawaran tersebut memang menarik karena bisa berkarier di luar negeri. Belum lagi jika gaji yang ditawarkan juga tinggi.
Namun, hal itu tidak membuat para pebulutangkis Indonesia yang ditawarkan jabatan tersebut langsung luluh dan menyepakatinya. Mereka justru menolaknya.
Ada berbagai alasan yang membuat para mantan atlet tersebut menolak. Itulah yang menjadi faktor mengapa dirinya tetap betah berkarier di Indonesia.
Untuk mengetahuinya, berikut tiga mantan pemain dan pelatih bulutangkis Indonesia yang menolak tawaran melatih di luar negeri.
Herry Iman Pierngadi
Pelatih kenamaan di sektor ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, mengakui dirinya pernah ditawari jadi pelatih di Asosiasi Bulutangkis China (CBA) dengan gaji tiga kali lipat dari PBSI.
"Banyak tawaran yang datang kepada saya, yang serius itu China tahun lalu," kata Herry IP kepada CNNIndonesia.
"Zhang Jun (Ketua CBA) bertemu dengan saya, dua kali bertemu lalu menawarkan saya untuk melatih di sana. Lalu saya tolak. Saya bilang bahwa tenaga saya masih dibutuhkan di Indonesia."
Herry IP juga menyebut bahwa pertemuan tersebut memang belum sampai membahas gaji. Tetapi, dirinya tahu bahwa jumlah besaran gaji di China bisa sampai tiga kali lipat dari PBSI.
Memang terlihat menarik, tetapi pelatih 60 tahun tersebut tetap ingin melatih Merah-Putih karena Indonesia masih membutuhkannya.