Gregoria Mariska Ungkap Pengalaman Pertama Dilatih Indra Wijaya
Menyoal target di kompetisi All England 2023, Gregoria Mariska Tunjung tentu mendambakan bangku kemenangan.
Kendati begitu, ia tak ingin title juara yang ia targetkan itu menjadi suatu beban yang justru dikhawatirkan mengganggu kosentrasi dia dalam bertanding.
“Pengen juara, tapi ngomogin juara jadi kaya bikin beban gitu kan. Jadi aku pengen juara dengna hasil yang maksimal,” tegas Gregoria.
“Target pribadi juga pengen delapan besar sih,” lanjut Gregoria Mariska.
Berbicara soal tunggal putri Indonesia, hingga saat ini belum ada yang banyak berbicara di beberapa turnamen besar termasuk All England.
Sekadar informasi, Susi Susanti berhasil menyabet empat gelar All England yakni pada edisi 1990, 1991, 1993 dan 1994. Setelahnya tidak ada lagi sektor tunggal putri Indonesia yang berhasil menyabet gelar.
Selain Susi Susanti, beberapa tunggal putri Indonesia memiliki beberapa catatan positif dengan meraih runner-up seperti Minarni (1968), Verawaty Fajrin (1980) dan Sarwendah Kusumawardhani (1991).
Beberapa tunggal putri seusai kejayaan Susi Susanti seperti Mia Audina, Maria Febe, Firdasari hingga Gregoria Mariska Tunjung terbukti belum bisa menunjukkan tajinya.
Apalagi saat ini, sektor tunggal putri hanya ada Gregoria Mariska Tunjung yang bisa dibilang paling mampu bersaing di turnamen bulutangkis papan atas.