3 Pelanggaran Fatal Bulutangkis yang Diganjar Kartu Hitam, Termasuk yang Libatkan Indonesia

Sabtu, 18 Maret 2023 13:02 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor: Isman Fadil
© William Luk/taiyangbao.ca/Vancouver Sun
Ganda putra Thailand Bodin Issara (oren) terlibat baku hantam dengan rekan senegaranya Maneepong Jongjit (kuning) di final Kanada Open 2013. Copyright: © William Luk/taiyangbao.ca/Vancouver Sun
Ganda putra Thailand Bodin Issara (oren) terlibat baku hantam dengan rekan senegaranya Maneepong Jongjit (kuning) di final Kanada Open 2013.

INDOSPORT.COM - Setidaknya ada tiga insiden dalam pertandingan bulutangkis yang berbuah kartu hitam dari wasit.

Ketiga insiden tersebut pastinya dianggap fatal dan pantas diganjar sanksi terberat dalam sebuah pertandingan karena telah mencederai sportivitas.

Dalam bulutangkis sendiri ada tiga kartu yang bisa dikeluarkan wasit sesuai tingkatan pelanggaran yang dilakukan oleh pemain.

Paling rendah adalah kartu kuning yang berfungsi sebagai peringatan. Sebelumnya, wasit biasanya telah memberikan peringatan secara verbal kepada pemain sebelum menghadiahkan kartu kuning.

Si penerima kartu tidak akan kehilangan poin, tapi ia wajib membayar denda usai pertandingan. Kemudian kartu merah diberikan ketika seorang pemain terus menerus melakukan pelanggaran atau pelanggaran yang signifikan.

Si pemain akan kehilangan reli dan pemain lawan akan menerima 1 poin tambahan. Terakhir, ada kartu hitam. Seorang pemain akan menerima kartu hitam karena kesalahan yang berlebihan.

Pemain tersebut akan langsung didiskualifikasi dari pertandingan. Merujuk statuta BWF, jika insiden ini terjadi dalam kompetisi beregu, keseluruhan tim akan ikut dikeluarkan dari turnamen.

Usai pertandingan, si pemain yang mendapat kartu hitam juga biasanya akan mendapat tambahan sanksi dari BWF atau federasi bulutangkis negaranya seperti larangan tanding.

Dalam sejarah bulutangkis modern, setidaknya ada tiga kali kejadian fatal di mana pemain kelas dunia harus menerima kartu hitam.

Bahkan ada juga pasangan pemain ganda dari Indonesia yang pernah menerimanya. Siapa saja mereka?