Nyesek! Indonesia Jadi Negara Paling Sering Runner-up di Piala Sudirman
Piala Sudirman 1997 dan 1999, Indonesia gagal melaju ke final. Skuat Merah Putih akhirnya kembali ke podium pada Piala Sudirman 2001 yang dihelat di Spanyol.
Kala itu, Indonesia berjumpa sang juara bertahan, China. Indonesia sempat unggul di awal lewat Tony Gunawan/Candra Wijaya. Tetapi setelahnya, wakil Merah Putih kalah beruntun. Mereka kembali jadi runner-up.
Piala Sudirman 2005, Indonesia kembali bertemu China di final. Kali ini Nova/Liliyana, Taufik Hidayat, dan Fransisca Ratnasari tak bisa menyumbang poin. Runner up kembali.
Piala Sudirman 2007, persis sebelumnya, Indonesia bertemu China. Flandy Limpele/Vita Marissa, Markis Kido/Candra Wijaya, dan Adriyanti Firdasari gagal menyumbang poin. Merah Putih runner-up kesekian kali.
Setelahnya, Indonesia benar-benar krisis. Piala Sudirman 2009, 2011, 2013, 2015, 2017, 2019, dan edisi terakhir di tahun 2021 lalu, Indonesia belum pernah lagi melaju ke final.
Jika ditotal secara keseluruhan, Indonesia sudah tujuh kali bertanding di final Piala Sudirman, tetapi hanya satu kali menjadi juara, dan enam kali menjadi runner up.
Bandingkan dengan China yang 14 kali bertanding di final, dan memenangkan 12 laga, hanya 2 kali mereka gagal naik podium tertinggi, kalah dari Korea Selatan.
Sementara itu, Korea Selatan memang baru delapan kali ke final Piala Sudirman, tetapi mereka bisa memenangkan empat partai, dan empat lainnya harus puas jadi runner-up.
Dengan demikian, Indonesia resmi menjadi negara yang paling sering 'mentok' sebagai runner-up Piala Sudirman, mulai dari tahun 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007.
Semoga di Piala Sudirman 2023, tim bulutangkis Indonesia bisa melepaskan kutukan runner-up dan membawa pulang trofi ke Tanah Air.