Cuma Buat 5 Negara Saja, Beregu Campuran SEA Games 2023 Picu Diskusi Panas BL

Senin, 8 Mei 2023 12:55 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Indra Citra Sena
© SEA Games 2023
Kebijakan baru SEA Games 2023 yang mempertandingkan beregu campuran bulutangkis khusus lima negara, tidak termasuk Indonesia, picu komentar julid BL. Copyright: © SEA Games 2023
Kebijakan baru SEA Games 2023 yang mempertandingkan beregu campuran bulutangkis khusus lima negara, tidak termasuk Indonesia, picu komentar julid BL.

INDOSPORT.COM - Kebijakan baru SEA Games 2023 yang mempertandingkan beregu campuran bulutangkis khusus lima negara, tidak termasuk Indonesia, picu komentar julid BL.

Cabang olahraga (cabor) bulutangkis SEA Games 2023 yang berlangsung pada 8-16 Mei di Kamboja, untuk pertama kalinya menambahkan nomor baru yakni beregu campuran khusus untuk lima negara.

Lima negara yang berpartisipasi adalah Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Timor Leste, dan Myanmar. Sementara tim-tim seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam dilarang ikut.

Sektor beregu campuran bulutangkis di SEA Games 2023 Kamboja ini menggunakan format pertandingan seperti Piala Sudirman.

Artinya sektor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda campuran, dan ganda putri dalam satu tim akan diadu dengan tim lain untuk mencari yang terbaik.

Peraturan khusus ini berarti bulutangkis akan memiliki satu set medali tambahan untuk lima negara yang berpartisipasi di SEA Games 2023.

Seorang pejabat Delegasi Olahraga Vietnam mengatakan bahwa penambahan nomor beregu campuran ini telah disetujui oleh seluruh negara peserta cabor bulutangkis SEA Games 2023.

“Baru kali ini nomor khusus ini dimasukkan dalam sistem kompetisi bulutangkis di festival olahraga regional, kontinental, dan Olimpiade,” ucap Kepala Departemen Bulutangkis dan Olahraga Umum, Mr Khoa Trung Kien melansir Zing News.

Nomor beregu campuran ini bertujuan agar tim-tim ‘lemah bulutangkis di SEA Games 2023, bisa memiliki kesempatan untuk menyabet medali.

Meski demikian, agaknya aturan ini masih jadi pro dan kontra di kalangan pecinta bulutangkis atau badminton lovers (BL), khususnya Indonesia. Di media sosial, protes pun bertebaran.