Sentil Jadwal Bulutangkis yang Tak Manusiawi, Saran Lee Chong Wei Ditolak BWF
Sebagai mantan pemain yang pernah berkuasa di puncak ranking BWF, Lee Chong Wei, tentu sangat memahami jika jadwal padat tentu bisa merugikan atlet.
Tak hanya cedera dan stamina terkuras, hal lain yang paling memungkinkan dari jadwal padat adalah tingkat kejenuhan atlet menjadi berlipat, sehingga hasil dikhawatirkan menjadi tak maksimal.
Memang harus diakui jika tahun ini, BWF telah menambah daftar turnamen BWF Super 1000 dari tiga menjadi empat (Indonesia Open, All England, Malaysia Open, China Open).
Kemudian Super 750 dari lima menjadi enam (Singapore Open, India Open, Japan Open, Denmark Open, French Open, dan China Masters).
Sementara turnamen Super 500 juga bertambah dari tujuh menjadi sembilan. Artinya sangat wajar jika jadwal tahun ini semakin padat merayap.
Contohnya, usai Piala Sudirman 2023 pada 14 sampai 21 Mei lalu, sudah ada empat BWF World Tour yang digelar secara maraton.
Dimulai dari Malaysia Masters 2023 (23-28 Mei), Thailand Open 2023 (30 Mei-4 Juni), Singapore Open (6 -11 Juni,) dan Indonesia Open 2023 (13-18 Juni).
Jadwal ini dirasa terlalu padat karena biasanya usai event beregu seperti Piala Sudirman 2023, BWF akan memberik sedikit jeda turnamen agar atlet bisa rehat sejenak.
Di sisi lain, empat turnamen padat usai Piala Sudirman 2023 ini sudah masuk periode kualifikasi Olimpiade 2024 yang dibuka per 1 Mei lalu Hal yang pada akhirnya sayang dilewatkan atlet.
Belum lagi ada faktor lainnya di mana pemain top 15 besar diwajibkan untuk mengikuti beberapa turnamen level tertentu oleh BWF.
Melihat fakta, jadi mungkin saja bukan hanya eks tunggal putra ranking satu BWF, Lee Chong Wei, yang merasa jadwal ini terlalu padat dan tidak manusiawi.
Sumber: News Traits Times, Bernama, The Vibes