Istora Saksi Bisu Sejarah Kelam Bulutangkis Indonesia 1967, 'Dipaksa' Kalah dari Malaysia
Laga final antara Indonesia vs Malaysia di Piala Thomas digelar selama dua hari pada 9-10 Juni 1967 silam yang berlangsung penuh drama.
Pada hari pertama, Indonesia harus mengakui keunggulan Malaysia yang menjadi musuh bebuyutannya setelah kalah 1-3 dari tim negeri Jiran.
Namun semuanya berubah pada hari kedua, tim mana Indonesia mulai bangkit berkat antusiasme penonton di Istora Senayan, Jakarta.
Saat itu Tim Merah-Putih berhasil mengejar ketertinggalan menjadi 3-4, apalagi saat pasangan ganda putra Indonesia Muljadi/Agus Susanto berhadapan dengan pemain peringkat satu dunia, Ng Boon Bee/Tan Yee Khan di laga kedelapan.
Awalnya Muljadi/Agus Susanto sempat tertinggal 2-10 kemudian mengejar dan berbalik unggul 18-13 di gim kedua sehingga membuat penonton bergemuruh untuk mendukung ganda putra Indonesia.
Saat itu penonton pun langsung bersorak memberikan dukungan termasuk menyanyikan lagu yang membakar api semangat seperti Indonesia Raya, Padamu Negeri, hingga Rayuan Pulau Kelapa.
Riuhan penonton ternyata membuat Herbert Scheele selaku sekretaris kehormatan merangkap wasit honorary IBF (saat ini BWF) mulai gerah dengan tingkah pendukung Indonesia karena dianggap menganggu konsentrasi pemain.
Alhasil Scheele menilai bahwa pertandingan sudah tidak kondusif untuk dilanjutkan ke gim ketiga, sampai-sampai menegur penonton namun malah direspons dengan sorokan dari pendukung tuan rumah.
Scheele akhirnya meminta pertandingan di gim ketiga ditunda sampai esok hari tanpa kehadiran penonton, namun usulan tersebut ditolak pihak Indonesia sehingga membuat IBF turun tangan dan memutukan pertandingan dilanjutkan di Selandia Baru alias di tempat netral.
Namun tetap saja keputusan ini ditolak oleh pihak Indonesia, sehingga pertandingan di gim ketiga tidak pernah terjadi karena kemenangan di babak final diberikan kepada Malaysia yang menang dengan skor akhir 6-3 di Piala Thomas 1967.