Gregoria dan Putri KW Rontok di Indonesia Open, Begini Evaluasi Coach Indra Wijaya
Menurut Indra Wijaya, kemenangan tersebut sudah cukup untuk membuktikan Putri KW tampil all out sekaligus membuktikan tanggung jawabnya sebagai atlet nasional.
“Untuk Putri mungkin kemarin main sampai all out meskipun kita jangan lihat itu dari USA, oh itu pemain bagus, kadang-kadang kita lihat oh dari USA dari Kanada (meremehkan),” sambung Indra Wijaya.
“Sekarang badminton itu hampir rata. Kalau kita lihat fighting Putri kemarin luar biasa, itu tanggung jawab kamu untuk membuktikan. Jadi saya rasa overall cukup lumayan untuk Putri,” pungkas Indra.
Terhentinya dua srikandi Indonesia tentu menjadi sorotan, karena Gregoria Mariska dan Putri KW menjadi tulang punggung Indonesia di nomor tunggal putri.
Dari keduanya, hanya Gregoria Mariska yang berada di 10 besar ranking BWF. Meski ada di ranking 9 dunia, pebulu tangkis berusia 23 tahun itu tak masuk daftar unggulan.
Sedangkan Putri Kusuma Wardani berada di ranking BWF ke-38, sehingga Gregoria Mariska pun akan dibebani ekspektasi berlebih di kandangnya sendiri.
Sejak era Susi Susanti dan era Ellen Melina, tak pernah ada tunggal putri Indonesia yang bisa menjadi juara di kandang sendiri.
Terakhir kali tunggal putri menjuarai Indonesia Open pada 2001 atau 22 tahun silam, saat Ellen Melina merengkuh juara atas wakil China, Wang Chen.
Bahkan mirisnya lagi, sejak Indonesia Open 2002 hingga 2022 hanya ada satu tunggal putri tuan rumah yang bisa mencapai final, yakni Maria Kristin pada 2008 silam.
Dari catatan itu, tunggal putri pun menjadi sorotan karena belum melahirkan juara-juara baru di Indonesia Open sejak Ellen Melina pada 2001.