Dari 11-17 ke 21-19, Epic Comeback Pram/Yere Disamakan BWF bak Kisah Dongeng

Pada momen Liang Wei Keng/Wang Chang memimpin 17-11 atas Pramudya/Yeremia, BWF menyebut suasana Istora Senayan mulai suram.

Beberapa tribun sudah mulai kosong karena ditinggalkan oleh penonton yang awanya mengira Pramudya/Yeremia bakal kalah dari ganda China tersebut.

Akan tetapi, keadaan malah berubah jadi antiklimaks bagi China setelah Pramudya membuka servis untuk meraih lima angka beruntun dan jarak skor menipis jadi 16-17.

“Dan kemudian Pramudya Kusumawardana melakukan servis beruntun. Setiap poin (yang dipraih Pramudya/Yeremia) penonton (berteriak) semakin keras, kini (penonton) berani berharap bahwa pertandingan masih lanjut,” tulis BWF.

“Ganda Cina, yang bingung dengan momentum yang berubah-ubah, melakukan beberapa kesalahan. Pada match point, Yeremia Rambitan tampil sensasional dengan defence backhand-nya untuk meraih poin terakhir yang menghujam pertahanan lawan,” lanjut BWF.

Lolosnya Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan ke semifinal Indonesia Open 2023 bisa dibilang adalah pencapaian tertinggi mereka di ajang BWF World Tour sejak comeback dari cedera.

Bisa saja ini jadi awal mula kebangkitan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan karena sebelum dijeda cedera ACL, mereka pernah menembus top delapan ranking BWF.

Tak heran jika Yeremia Rambitan menutup kemenangan tersebut dengan isak tangis mengharukan. Bahkan, isak tangisnya masih tersisa saat dirinya meninggalkan lapangan untuk sesi wawancara.

Menariknya, di semifinal Indonesia Open 2023 hari ini, Sabtu (17/06/23) Pramudya/Yeremia akan menghadapi pasangan Malaysia yang kalahkan mereka tahun lalu di insiden cedera, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.