Doping Lee Chong Wei hingga Match Fixing, 4 Skandal Paling Heboh di Bulutangkis Dunia
Selain masalah emosional maupun doping, Lin Dan dan Lee Chong Wei juga sempat menjadi sorotan saat tampil di Kejuaraan Dunia 2013.
Saat itu keduanya tengah menjalani duel ketat, tetapi sayangnya Lee Chong Wei memutuskan mundur saat skor menyentuh angka 16-21, 21-13, 20-17, dan gelar juara pun diberikan kepada Lin Dan untuk kelima kalinya.
Namun kekalahan Lee Chong Wei ternyata tidak diterima begitu saja oleh sang pelatih, Tey Seu Boc yang memberikan protes kepada pihak penyelenggara.
Tey Seu Boc menganggap bahwa kekalahan Lee Chong Wei disebabkan karena dimatikannya pendingin ruangan alias Air Conditioner (AC) yang membuat anak didiknya mengalami kram.
[NEWS] Tey Seu Bock (pelatih Lee Chong Wei) menganggap dimatikannya AC menjadi penyebab kekalahan LCW atas Lin Dan pic.twitter.com/tyUShrWvvT
— Badminton Indonesia (@bulutangkisRI) August 12, 2013
“Keduanya bermain sangat bagus dan adu mental. Kekalahan adalah kekalahan, saya bisa menerimanya, saya tidak bisa menolerir penyelenggara mematikan AC di gim kedua,” ucap Tey Seu Boc.
“Di dalam sangat panas dan Lee Chong Wei dehidrasi yang menyebabkan dirinya mengalami kram,” tambah sang pelatih.
Saat itu memang kondisi suhu di China tengah melonjak dari 27 derajat celcius menjadi 32 derajat celcius. Namun pihak penyelenggara dan BWF menyangkal klaim tersebut.
4. Match Fixing di Olimpiade 2012
Olimpiade London 2012 menjadi salah satu saksi kelam dalam sejarah bulutangkis dunia, karena adanya skandal pengaturan skor atau match fixing.
Bagaimana tidak, tercatat ada delapan pebulutangkis yang mencoba melakukan pengaturan skor. Para pemain China, Indonesia, dan Korea Selatan dituduh sengaja kalah dengan berulang kali melakukan servis ke net atau melakukan pukulan melebar sehingga memberikan poin untuk lawan.
Skandal tersebut turut menyeret pemain Tanah Air yakni Greysia Polii/Meillana Juahari yang dianggap sengaja mengalah di babak perempat final, hingga akhirnya BWF turun tangan dan mendiskualifikasi empat pasangan ganda putri.
Selain Indonesia, ada tiga pasangan lainnya yakni Wang Xiaoli/Yu Yang (China), Ha Jung Eun/Kim Min Jung (Korea Selatan), dan Jung Kyung Eun/Kim Ha Na (Korea Selatan).
Tak hanya itu, Olimpiade London 2012 juga menjadi sejarah kelam bagi skuat Garuda karena tradisi emas di bulutangkis harus terputus, alias tidak ada satu wakil pun yang meraih medali emas di semua sektor.