Terjun Bebas ke Ranking 60 BWF, Kento Momota Masih Ngotot War Tiket Olimpiade 2024

Selasa, 4 Juli 2023 10:33 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor:
© bwfworldchampionships.bwfbadminton
Kento Momota dan Prannoy H S di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022. Foto: bwfworldchampionships.bwfbadminton Copyright: © bwfworldchampionships.bwfbadminton
Kento Momota dan Prannoy H S di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022. Foto: bwfworldchampionships.bwfbadminton
Momota Kini Punya Modal War Tiket Olimpiade, Apa Itu?

Performa Kento Momota dalam setahun terakhir memang menjadi sorotan. Pencapaian terbaik Momota hanyalah semifinalis German Open 2023.

Meski demikian, Momota meyakini bahwa tempo dan gaya permainannya saat ini sudah kembali seperti dulu. Hal inilah yang menjadi modal dirinya berani bersaing menuju Olimpiade Paris.

“Saya merasa kemampuan saya sudah mulai meningkat dan keluar dari tekanan, dan saya merasa masih bisa berbuat lebih banyak,” ungkap Momota.

Pemain berusia 27 tahun itu pun menjelaskan beberapa aspek permainan yang mengalami peningkatan, seperti pukulan shuttlecock dan kepercayaan diri.

 “Pertama, saya sekarang mampu memukul shuttlecock dengan percaya diri,” ujarnya.

Kemampuannya tersebut dirasakan Momota sudah meningkat. Berbeda saat momen terpuruk, Momota lebih sering lakukan kesalahan, footwork melebar dan membuang-buang energi.

“Tapi sekarang saya merasa bisa memukul tanpa perasaan takut. Itulah alasan utama kenapa ritme permainan saya kini semakin lebih bagus,” tambahnya.

Kembalinya kepercayaan diri dan permainan Momota pun dibuktikan dengan dirinya kembali mencicipi podium juara di turnamen bulutangkis internal Jepang, All Japan Business Team Championships 2023.

Momota bersama dengan klubnya, NTT East, berhasil mengalahkan Tonami dengan skor 3-0 dan menyabet gelar juara untuk pertama kalinya dalam 9 tahun.

Berkat gelar juara inilah, Momota kembali bermimpi bisa tampil di panggung Olimpiade Paris tahun depan untuk membalas kegagalannya di Tokyo pada edisi sebelumnya.

“Di Olimpiade Tokyo saya pikir tidak jauh berbeda dengan kompetisi lain, tetapi ternyata ketegangan dan beban setiap pertandingan berbeda. Usai pertandingan saya diliputi emosi dak kebanggan. Saya ingin berdiri di lapangan itu dan bermain lain,” tandas Momota.