Bukan Axelsen atau Ginting, Momota Sebut 2 Pemain Ini Bakal Bersinar di Olimpiade
“Jika Anda melihat skor pertandingan, tentu berbeda. Jika Anda terlalu sering menang tiba-tiba tidak memenangkan dua pertandingan berturut-turut, orang akan berpikir, “ada apa dengan Axelsen?”,” tambahnya.
Selain Axelsen yang dianggap bukan pemain terkuat di Race to Olympic, Momota juga tidak memandang Ginting salah satunya. Malah, dia menyoroti untuk hal ini.
Menurut Momota, China diyakini bakal mencuri panggung di Olimpiade lewat dua tunggal putranya, yakni Li Shi Feng dan Shi Yuqi.
Terutama Li Shifeng, Momota melihat peraih gelar All England 2023 tersebut memiliki kemampuan selevel dengan mantan rivalnya, Chen Long.
“Saat Olimpiade dimulai, saya merasa China akan semakin kuat. Li Shifeng dan Shu Yuqi. Li Shifeng memiliki permainan yang sama seperti Chen Long,” ungkap Momota.
Meski mewaspadai China sebagai pesaing Olimpiade, Kento Momota menyadari dirinya hanya memiliki secuil kesempatan untuk menembus Olimpiade Paris.
“Sejujurnya, belum lama ini, saya pikir kemungkinannya (tampil di Olimpiade) nol. Meskipun saya merasa sangat sulit, sangat sulit, tetapi saya merasa ada sedikit peluang. Saya juga sedikit lebih percaya diri,” ujarnya.
Terlepas dari peluangnya sendiri, Momota justru mengirim pesan kepada para tunggal putra Jepang lain yang sama-sama berjuang ke Olimpiade.
“Para pemain Jepang adalah pemain kelas dunia, saya jadi penasaran gimana jadinya kalau ada empat pemain di 16 besar (kualifikasi). Saya pikir jika Anda tidak bisa menembus 8 besar atau 16, Anda tidak akan menembus Olimpiade. Ini pertarungan yang sulit, itulah mengapa saya ingin menikmatinya,” ungkapnya.
Selain Momota, tunggal putra Jepang yang ikut bersaing di Olimpiade yakni Kodai Naraoka (3), Kenta Nishimoto (11), Kanta Tsuneyama (14), dan Koki Watanabe (38).