INDOSPORT.COM – Menilik kisah Fung Permadi, legenda tunggal putra yang pernah menjuarai ajang bergengsi US Open bersama dua negara berbeda, yakni Indonesia dan Taiwan.
US Open merupakan turnamen bulutangkis tahunan yang pertama kali digelar BWF pada 1954. Ajang ini banyak melahirkan banyak pebulutangkis top di ranking BWF.
Indonesia sejauh ini memiliki capaian cukup apik di US Open dengan menjadi negara tersukses keempat setelah Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Denmark.
Dilansir dari laman BWF, sepanjang sejarah, Indonesia telah mengoleksi 22,5 gelar juara yang berasal dar 11 tunggal putra, dua tunggal putri, empat ganda putra, tiga ganda putri, dan 2,5 ganda campuran.
Menilik catatan tersebut, bisa dikatakan jika tunggal putra menjadi sektor paling banyak menyumbangkan gelar bagi Indonesia di US Open.
Sebagai sektor yang paling banyak menyumbang gelar bagi Indonesia di US Open, terdapat delapan tunggal putra pernah juara di ajang ini.
Mereka adalah Rudy Hartono, Muljadi, Fung Permadi, Marleve Mainaky, Hermawan Susanto, Joko Suprianto, Ardy B.Wiranata, dan Taufik Hidayat.
Rudy Hartono menjuarai US Open 1969 usai mengalahkan kompatriotnya sendiri, Muljadi, di final dengan skor 15-9 dan 15-2.
Kemudian Muljadi menjuarai US Open 1971, Fung Permadi menjuarai US Open 1990 dan 1998, Marleve Mainaky menjuarai US Open 1993.
Dirangkai lagi lebih dalam, Hermawan Susanto menjuarai US Open 1995, Joko Suprianto menjuarai US Open 1996, Ardy B.Wiranata menjuarai US Open 2000, dan Taufik Hidayat menjuarai US Open 2009.
Di antara mereka, hanya ada satu nama tunggal putra yang menjuarai US Open lebih dari satu kali. Dialah Fung Permadi.
Legenda bulutangkis asal Purwokerto kelahiran 30 Desember 1968 tersebut memang sempat memutuskan hijrah ke Chinese Taipei (Taiwan) dalam perjalanan kariernya.
Pada 1995, Fung Permadi memutuskan untuk pindah ke Taiwan karena mengaku jarang mendapatkan kesempatan tampil di turnamen internasional akibat tersisih dari rekan-rekannya yang lain di pelatnas.
Karena saat itu memang Indonesia sedang memiliki banyak stok pemain tunggal putra kelas dunia, dari Ardy B.Wiranata, Alan Budikusuma, hingga Hariyanto Arbi.
“Saya memang lebih banyak mewakili Taiwan. Awalnya hanya sebagai sparring. Lalu main di Korea Open, eh malah masuk final. Lalu saya diminta main terus (untuk Taiwan),” tuturnya dilansir dari Antara.