INDOSPORT.COM - Bulutangkis ternyata menjadi olahraga yang menyatukan Soekarno dan istrinya, Fatmawati. Itu berawal dari pengasingan di Bengkulu pada 1938.
Awalnya, Fatmawati yang merupakan anak pedagang sayur, Hassan Din, tinggal bersama keluarga Soekarno untuk melanjutkan sekolah.
Dengan dibantu Soekarno akhirnya Fatmawati dapat diterima di RK Volkshool sekolah tertinggi di Bengkulu.
Seiring perjalanan waktu Fatma semakin akrab dengan keluarga barunya, khususnya dengan Soekarno sendiri.
Soekarno mengenang Fatma sebagai gadis cantik manis dan anggun. Sehingga diam-diam jiwa muda presiden pertama RI itu bergelora.
Fatmawati yang menjadi anak angkat Soekarno turut bergabung di dalam kelompok bulu tangkis yang dibentuk dengan nama Monte Carlo.
Karena itu keduanya semakin dekat. Soekarno tak saja menjadi pelatih yang baik, tapi bertindak pula sebagai teman diskusi Fatmawati.
"Aku senang dengan Fatmawati. Kuajari dia bermain bulutangkis. Dan dia kuajak berjalan-jalan di sepanjang pantai pesisir Bante Pandjang," kata Bung Karno dalam otobiografinya yang ditulis Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1965).
Adapun tujuan Bung Karno membentuk perkumpulan bulutangkis adalah menyehatkan raga. Tapi juga ingin menyebarkan pesan anti-kolonialisme dan anti-imperialism.
Dari bulutangkis, kedekatan Soekarno dan Fatmawati berlanjut sebagai teman belajar dan diskusi.
Seminggu sekali, Bung Karno berkunjung ke rumah Fatmawati (ketika itu, keduanya sudah tinggal di rumah masing-masing) untuk mengajarinya bahasa Inggris.