In-depth

Kejuaraan Dunia 1991 Jadi Salah Satu Penampilan Buruk Susy Susanti di Ajang Ini

Minggu, 20 Agustus 2023 07:10 WIB
Editor: Juni Adi
© AFP-IOP/AFP/Getty Images
Susy Susanti pada laga Olimpiade semifinal melawan Korea Selatan Bang Soo-Hyun pada (30 Juli 1992). Copyright: © AFP-IOP/AFP/Getty Images
Susy Susanti pada laga Olimpiade semifinal melawan Korea Selatan Bang Soo-Hyun pada (30 Juli 1992).
Penampilan Buruk Susy Susanti

Di pertandingan itu, Susy Susanti benar-benar tampil diluar dugaan sebagai salah satu tunggal putri terbaik saat itu. Ia sering melakukan kesalahan hingga kehilangan insting untuk menempatkan shuttlecock di bidang permainan lawan.

Sebaliknya, Tang Jiuhong sangat menikmati pertandingan dengan bermain santai tanpa tekanan. Pada akhirnya, Susy harus mengakui keunggulan Jiuhong dengan skor akhir telak dua gim langung, 4-11 dan 1-11.

Faktor kelelahan disinyalir jadi alasan utama Susy Susanti tampil buruk di Kejuaraan Dunia 1991 itu. Sebab sebelumnya, ia diturunkan pada ajang Sudirman Cup dan jadi tulang punggung, demi ambisi pertahankan gelar.

Sayang, Indonesia kalah di final oleh Korea. Usai Sudirman Cup, Susy Susanti langsung tampil di Kejuaraan Dunia 1991 yang bikin staminanya merosot tajam, hingga tak bergairah tampil di ajang itu.

Menurut pengakuan Susy sebelum pertandingan ini, persiapannya terganggu karena ia bangun terlalu mepet dengan waktu pertandingan.

Sehingga kurang pemanasan, padahal karakter Susy adalah pebulutangkis tipikal harus lebih banyak pemanasan untuk mendapatkan moodnya.

Dua tahun kemudian, Susy Susanti membalas penampilan buruk itu di Kejuaraan Dunia edisi 1993. Ia meraih gelar usai menundukan rivalnya, Bang Soo-hyun dari Korea Selatan.

Di laga final, Susy Susanti harus bermain rubber game sebelum mengamankan medali emas. Dia sempat kalah 7-11, sebelum berbalik unggul dan menang 11-9, 11-3 di dua game sisa.

Kemenangan itu menjadi satu-satunya gelar juara yang diraih Susy Susanti dari Kejuaraan Dunia. Pada 1991 dia hanya meraih perunggu, begitupun pada 1995.

Sekaligus jadi gelar terakhir tunggal putri Indonesia di ajang ini karena sampai kni belum ada wakil tunggal putri lain yang memenangkan Kejuaraan Dunia Badminton BWF.