INDOSPORT.COM – Tahukah Anda jika Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023 menciptakan rekor-rekor buruk bagi sejumlah atlet atau negara, termasuk Indonesia? Simak ulasannya!
Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023 baru saja selesai digelar pada Minggu (27/08/23) di Royal Arena, Copenhagen, Denmark.
Seluruhnya sektor yang dipertandingkan telah memiliki jawara masing-masing di mana Korea Selatan menjadi juara umum dengan tiga emas di genggaman.
Emas Korea Selatan diciptakan oleh Seo Seung-jae/Chae Yu-jung (ganda campuran), An Se-young (tunggal putri), dan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (ganda putra).
Sementara Thailand meraih satu emas dari Kunlavut Vitidsarn (tunggal putra), serta China dengan satu emas dari andalan Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri).
Di balik kegemilangan tersebut, rupanya Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023 juga menjadi ‘saksi ‘ terciptanya rekor-rekor buruk bagi sejumlah atlet atau negara.
1. Indonesia Kelam, Jauh dari Target
Indonesia adalah negara tersukses kedua setelah China dalam sepanjang gelaran Kejuaraan Dunia Bulutangkis sejak pertama kali digelar pada 1977.
Hanya saja tahukah kalian jika catatan kelam justru diciptakan Indonesia dalam beberapa periode terakhir Kejuaraan Dunia Bulutangkis.
Sebagaimana dilansir dari twitter @BadmintonTalk, Indonesia gagal meraih emas di Kejuaraan Dunia edisi 2009 sampai 2011.
Kemudian pada tahun 2021 sampai 2023, Indonesia kembali gagal meraih satu pun medali emas padahal sedang dalam siklus menyambut Olimpiade Paris 2024.
Dalam edisi terakhir Kejuaraan Dunia Bulutangkis, tepatnya pada 2023, Indonesia hanya sanggup meraih satu perak yang disumbangkan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Perak disumbang Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti usai keduanya kandas di final dari wakil China, Chen Qingchen/Jia Yifan dengan skor 16-21, 12-21, Minggu (27/08/23).
Correction:
— Badminton Talk (@BadmintonTalk) August 27, 2023
This is the SECOND time Indonesia has failed to win a World Championships gold in a single Olympic cycle.
The last time it happened was in 2009-2011, and Indonesia won 0 medals from badminton in London 2012, which was the only time Indonesia did not manage to win… https://t.co/EeFAV1mf7f
Catatan itu sangat jauh dari target yang dicanangkan Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky, yang berujar harapannya soal dua hingga tiga emas dari Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023.
“Saya inginnya tiga gelar. Tapi setidaknya dua gelarlah,” ungkap Rionny Mainaky, Kabid Binpres PBSI, dilansir dari laman Antaranews beberapa waktu lalu.
Sebenarnya bukan Apriyani/Fadia yang ditargetkan PBSI untuk meraih emas. Namun ganda putra dan tunggal putra. Hanya saja dua sektor itu justru melempem alih-alih raih medali.