Catatan Menyedihkan Bulutangkis Indonesia Sejak April 2023, Mau Sampai Kapan?

Senin, 11 September 2023 09:46 WIB
Penulis: Agustinus Rosario | Editor: Isman Fadil
© PBSI
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie di China Open 2023. (Foto: PBSI) Copyright: © PBSI
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie di China Open 2023. (Foto: PBSI)

INDOSPORT.COM - Tim bulutangkis Indonesia tercatat hanya mampu meraih 2 gelar di ajang BWF World Tour dan Kejuaraan Dunia Bulutangkis sejak April 2023.

Turnamen BWF World Tour Super 1000, China Open 2023, telah rampung digelar pada Minggu (10/09/23) kemarin. Hasilnya, Indonesia lagi-lagi puasa gelar.

Harapan terakhir Indonesia, Jonatan Christie, terhenti di babak semifinal tunggal putra oleh Viktor Axelsen yang akhirnya keluar sebagai juara.

Torehan ini turut memperpanjang rekor buruk Indonesia di turnamen BWF World Tour serta Kejuaraan Dunia yang digelar sejak bulan April atau 6 bulan terakhir.

Tercatat, dari 11 turnamen BWF World Tour dan Kejuaraan Dunia yang digelar dalam periode tersebut, Indonesia hanya mampu menyabet 2 gelar. 

Dua gelar tersebut disumbangkan oleh dua pemain tunggal putra, yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Chico Aura Dwi Wardoyo. Anthony Ginting menjadi juara Singapore Open 2023, sedangkan Chico Aura memenangi Taipei Open 2023.

Jurnalis olahraga, Ainur Rohman, juga mencatat jika "standar" Indonesia saat ini hanyalah menjadi finalis. Ini terbukti dari hasil yang ditorehkan wakil Indonesia dalam 11 turnamen BWF World Tour dan Kejuaraan Dunia terakhir.

Indonesia konsisten mengirim wakil ke final Orleans Masters 2023, Malaysia Masters 2023, Thailand Open 2023, Singapore Open 2023, Indonesia Open 2023, Taipei Open 2023, Korea Open 2023, Japan Open 2023, dan Kejuaraan Dunia.

Sementara itu, Australian Open 2023 dan China Open 2023 merupakan dua turnamen di mana tim Indonesia meraih hasil terburuk. Dalam dua turnamen tersebut, Indonesia gagal mengirimkan satu wakil pun di partai final.

Kondisi ini pun memancing keprihatinan dari para penggemar bulutangkis Indonesia. Mereka kompak menanyakan, mau sampai kapan situasi ini terjadi.