Kisah Fenomenal Klan Mainaky yang Berisikan Para Dewa Bulutangkis Kelas Dunia
Setelah menjadi pemain, Rionny Mainaky memutuskan mengikuti jejak sang kakak menjadi seorang pelatih, dengan terbang ke Jepang untuk bergabung dengan PB YKK Jepang pada 1998.
Kariernya di Jepang terus menanjak, dan juga sempat hengkang ke klub Nihon-Unisys pada 2009, dan diangkat menjadi salah satu staf di tim nasional junior Jepang.
Kemudian ia pernah menjadi pelatih ganda putra timnas Jepang dan membimbing pemain hebat seperti Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dkk pada 2010.
Namun Rionny akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia dan menjadi kepala pelatih tunggal putri pada 2019. Tak berselang lama, ia didapuk menjadi Kabidbinpres PBSI periode 2020-2024, di bawah Ketum Agung Firman Sampurna.
Rexy Mainaky
Soal sepak terjangnya di dunia bulutangkis tak lagi perlu dipertanyakan. Rexy Mainaky berhasil meraih berbagai gelar mulai dari level Super Series, Kejuaraan Dunia, hingga medali emas Olimpiade sudah berhasil diraihnya.
Contohnya bersama Ricky Subagja, dirinya mampu bercokol di peringkat satu dunia serta memenangi tiga gelar Kejuaraan Dunia, satu medali emas Olimpiade 1996 hingga empat gelar Piala Thomas.
Bahkan setelah memutuskan mundur dari dunia bulutangkis sebagai pemain, karier Rexy Mainaky sebagai pelatih juga sangat luar biasa.
Di Malaysia dan Inggris, Rexy Mainaky berhasil melahirkan pasangan penantang gelar, demikian pun ketika ia menjadi Kepala pelatih di Asosiasi Bulutangkis Thailand (BAT) yang memberikan banyak dampak positif untuk perkembangan Negeri Gajah Putih.
Kini Rexy Mainaky masih menjadi kepala kepelatihan sektor ganda di Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM).
Marleve Mainaky
Lalu ada Marleve Mainaky yang prestasinya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Di level Super Series, Marleve Mainaky berhasil meraih sejumlah gelar seperti US Open, Swiss Open, hingga Indonesia Open.
Marleve Mainaky juga menjadi bagian dari skuat Piala Thomas edisi 1998, 2000 dan 2002 dan turut memberikan sumbangsih signifikan.
Tak hanya saat muda, Marleve juga baru-baru ini berhasil mengharumkan nama Indonesia di Kejuaraan Dunia Senior 2023.
Pasangan ganda putra Hariyanto Arbi/Marleve Mainaky berhasil meraih emas di kategori 50 tahun plus. Marleve sendiri meraih dua emas dengan keberhasilannya menjadi juara pada tunggal putra kategori 50 tahun plus pada Kejuaraan Dunia Senior.
Karel Mainaky
Sayangnya, karier Karel Mainaky tak secemerlang saudara-saudaranya. Ia tercatat, hanya mampu meraih gelar di German Open Junior.
Kemudian Dutch Open Junior, serta Jakarta International Satellite 1998 dan 2001 dan menjadi salah satu pelatih bulutangkis di klub Jepang.
Generasi Penerus
Generasi kedua klan Mainaky (Richard, Rionny, Rexy, Marleve hingga Karel) sendiri sudah banyak yang gantung raket dan beralih profesi menjadi pelatih, namun kini mulai muncul generasi ketiga.
Mereka adalah Maria Mainaky (putri sulung Richard), ada Marvin Mainaky dan Mario Verdiano Ben Oni (putra-putri Marinus), serta Lyanny Alessandra Mainaky dan Yehetzkiel Frityz Mainaky (putra-putri Rionny).