Indonesia, Negara Asia Tenggara Paling Digdaya di Bulutangkis Asian Games
Sementara itu, sektor bulutangkis Indonesia memang sudah sangat melegenda sejak lama, baik di ruang lingkup Asia maupun internasional.
Malaysia dan Thailand sejauh ini belum bisa menyamai prestasi Indonesia di bulutangkis Asian Games jika konteksnya adalah kontestan dari Asia Tenggara.
Sejak era 1960-an hingga edisi ternyar pada 2018 lalu, Indonesia sudah menempatkan seabrek wakilnya di podium teratas kompetisi.
Indonesia pernah juara beregu putra pada 1962, 1978, 1994, dan 1998, lalu juara beregu putri pada 1962.
Selain itu, kedigdayaan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara yang paling mentereng di bulutangkis Asian Games juga dibuktikan dari di setiap edisinya.
Meski dewi fortuna tidak selalu memihak, Indonesia adalah negara yang sangat sering meraih medali emasi untuk kategori perorangan.
Kapan Indonesia tidak berhasil membawa pulang emas pun dapat dihitung dengan jari: 1970, 1986, dan 1990.
Yang teranyar, Indonesia meraih medali emas Asian Games 2018 melalui sektor tunggal putra yang diwakili Jonatan Christie.
Bahkan, yang perlu dicatat juga, Indonesia adalah negara Asia Tenggara satu-satunya yang sering meraih medali emas sejak edisi 1970 silam.
Kala itu, Malaysia masih cukup bertaji karena memiliki Ng Boon Bee dan Punch Gunalan dalam daftar pemain mereka.
Koo Kien Keat/Tan Boon Heong sempat menjadi anomali untuk edisi 2006, namun selebihnya Malaysia memang tidak bicara banyak.
Sejak Asian Games 1970, persaingan di podium teratas kategori perorangan dikuasai Indonesia dan negara-negara bagian Asia lainnya.
Mereka adalah China dan Korea Selatan yang notabene negara-negara Asia Timur.
Jepang juga sempat nyempil di podium juara 1998 melalui Kanako Yonekura (tunggal putri). Akan tetapi, selebihnya mereka tidak seganas China maupun Korea Selatan.
Ya, China dan Indonesia merupakan negara yang sangat mendominasi bulutangkis Asian Games sepanjang sejarah.
Tidak jarang dalam satu edisi, seluruh peraih medali emas dari berbagai sektor dikuasai oleh dua negara ini.
Namun di edisi 2018 lalu, Chinese Taipei berhasil menciptakan pemandangan menarik di daftar peraih medali emas berkat tunggal putri andalan mereka, Tai Tzu Ying.