Turun Gunung ke PBSI, Christian Hadinata Sebut Atlet Bulutangkis Menderita karena Sistem Reli Poin
Nama Christian Hadinata sendiri tentu tidak asing lagi di telinga pecinta penggemar bulutangkis. Ia merupakan salah satu legenda di sektor ganda putra dan ganda campuran.
Ia pernah gemilang berpasangan dengan Ade Chandra di ganda putra dan berhasil meraih medali emas Kejuaraan Dunia 1980.
Tak hanya satu, Christian Hadinata juga berhasil meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 1980 pada sektor ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna.
Tak tanggung-tanggung, berbagai prestasi juga berhasil diraih oleh Christian Hadinata seperti 5 kali medali emas Asian Games hingga 4 gelar juara Piala Thomas.
Kini, legenda bulutangkis yang juga masuk ke daftar Badminton Hall of Fame tersebut digaet PBSI untuk sebagai konsultan atlet.
Hadinata mengungkapkan harapan kehadirannya di PBSI dapat memberi motivasi untuk para pebulutangkis nasional Indonesia.
“Sebatas memberi masukan kepada atlet dan pelatih soal apa yang perlu dilakukan. Intinya memberikan kesadaran bagi para atlet bahwa latihan, kedisiplinan, konsentrasi dan fokus harus menjadi sebuah kebutuhan,” ungkapnya.
“Tugasnya mirip dengan konsultan. Mendampingi hampir semuanya. Memastikan pelatih menyampaikan program pelatihan dengan baik, lalu juga menyampaikan tugas-tugas atlet seperti apa,” kata Hadinata.
Ya, PBSI saat ini memang tengah menjadi sorotan di tengah menurunnya prestasi bulutangkis Indonesia. Terutama di Kejuaraan Dunia 2023 lalu.
Menargetkan 3 medali, tim bulutangkis Indonesia hanya mampu meraih 1 medali perak melalui Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di sektor ganda putri.