Gregoria Jadi Tumbal, Aya Ohori Bongkar Rahasia Jadi 'Giant Killer' di Asian Games
Jika dirinya mampu mengalahkan Chen Yufei, dia akan menantang An Se-young yang lebih dulu melangkah ke final usai mengalahkan He Bingjiao dua set langsung 21-10, 21-13.
“Saya tidak berpikir siapa pun mengharapkan saya memenangkan medali. Yang membuat saya frustasi, orang-orang mengira saya tidak bisa mengalahkan pemain peringkat teratas. Namun hal itu hanya bisa dibuktikan dengan hasil,” ujar Aya Ohori.
Saat menghadapi Gregoria di babak perempat final Asian Games 2022 kemarin, Aya Ohori merasa sedikit kesulitan karena Gregoria memberi perlawanan sengit di set kedua.
“Kami tetap bertahan dan lawan saya (Gregoria) terlihat kuat usai interval game kedua, jadi saya sebisa mungkin harus bertahan,” terang Aya Ohori.
“Kami memasuki laga ini dengan harapan bisa menembus final, namun jika alurnya berubah di akhir pertandingan kedua, maka pertandingan terakhir akan berubah,” sambungnya.
Di atas kertas, Gregoria memang lebih unggul dari Aya Ohori. Bahkan, Gregoria mengantongi dua kemenangan dari dua pertemuan pertama melawan tunggal putri Jepang.
Namun, Aya Ohori bisa menangkap peluang dari turunnya permainan Gregoria Mariska, termasuk ketika tunggal putri Indonesia no. 7 dunia tersebut bermain terburu-buru.
Jika hanya melihat peringkatnya, lawan tentu lebih baik. Ini menurut analisis saya, tapi dari sudut pandang lawan, saya pikir peluang Gregoria lebih baik dari Tai Tzu Ying,” tambah Aya Ohori.
“Kalau mereka berpikir seperti itu, saya pikir itu akan menjadi peluang, jadi saya masuk ke lapangan dengan niat memanfaatkan peluang itu,” tandas Aya Ohori.
Menarik untuk dinantikan apakah Aya Ohori bisa melewati rintangan Chen Yufei dan lolos ke final Asian Games. Jika berhasil, ini akan menjadi salah satu kejutan dalam sejarah bulutangkis dunia.