Kisah Revolusi Federasi Bulutangkis Korsel Usai Gagal Total di Asian Games 2018

Jumat, 6 Oktober 2023 18:29 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Isman Fadil
© REUTERS/Andrew Boyers
Mengulas kisah revolusi Asosiasi Bulutangkis Korea Selatan (BKA) usai timnya gagal total meraih satu pun medali di multievent Asian Games 2018. Copyright: © REUTERS/Andrew Boyers
Mengulas kisah revolusi Asosiasi Bulutangkis Korea Selatan (BKA) usai timnya gagal total meraih satu pun medali di multievent Asian Games 2018.

INDOSPORT.COM – Mengulas kisah revolusi Asosiasi Bulutangkis Korea Selatan (BKA) usai timnya gagal total meraih satu pun medali di multievent Asian Games 2018.

Asian Games merupakan pesta olahraga terbesar di Asia, di mana bulutangkis atau badminton menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.

Sebagai negara besar bulutangkis, Korea Selatan sampai saat ini masih menjadi tiga negara tersukses secara perolehan jumlah medali Asian Games.

Korea Selatan berada di posisi ketiga setelah China dan Indonesia dengan perolehan 17 medali emas, 17 perak, dan 34 perunggu.

Jumlah tersebut tentu masih bisa berubah mengingat Asian Games masih akan terus berlangsung setiap empat tahun sekali.

Termasuk kans mereka memborong medali emas di Asian Games 2022 yang berlangsung pada 23 September sampai 8 Oktober 2023. Apalagi kekuatan mereka sedang ganas-ganasnya.

Ya, harus diakui jika saat ini bulutangkis Korea Selatan sedang ganas-ganasnya. Selain Piala Uber 2022, tiga gelar juara dunia 2023 diborong An Se-young, Seo Seung-jae/Chae Yu-jung, dan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae.

Tak boleh dilupakan pula jika An Se-young adalah raksasa tunggal putri Korea Selatan yang mampu melesat ke 12 final dari total 13 turnamen pada 2023.

Hanya saja, tahukah jika di balik keganasan tim bulutangkis Korea Selatan (BKA) rupanya mereka pernah mengalami masa-masa kelam, termasuk saat gagal total di Asian Games 2018.

Saat di Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia tersebut,  tim bulutangkis Korea Selatan gagal membawa pulang satu medali pun. Mereka bahkan sampai harus revolusi besar-besaran.