Secangkir Kopi dan Rahasia Menggemparkan Camilla Martin, Eks Rival Berat Susy Susanti
Berawal dari ketidaksengajaan belajar bulutangkis, Camilla Martin mengaku lambat laun mencintai olahraga tepok bulu itu. Dia sering bermain bulutangkis dengan teman-temannya usai pulang sekolah.
“Lapangan merupakan tempat bermain yang menyenangkan bagi kami saat itu. Apalagi di sana ada kafetaria yang kami sebut Café-Tutten,” ujar Camilla Martin.
“Kami duduk di sana sembari menikmati roti dan segelas jus atau kopi usai latihan. Sungguh menyenangkan menggenangnya,” sambungnya.
Singkat cerita, Camilla Martin menjajaki kariernya secara perlahan dari klub bulutangkis hingga menjadi pemain pelatnas dengan sederet prestasi gemilang, termasuk jadi rival sengit Susy Susanti.
“Saya sangat yakin bahwa komunitas dan lingkunganlah yang membuat saya tetap bertahan dengan olahraga ini,” ungkap Camilla Martin.
Sebagai pebulutangkis hebat, tantangan berat Camilla Martin adalah ekspektasi tak mudah publik untuknya. Dia bahkan sampai beberapa kali mengalami masalah mental dan membuatnya mendatangi psikolog.
“Saya mengalami masa sulit di usia 20-an ketika saya merasa sulit untuk melihat segala sesuatunya dengan jelas. Bukan psikolog olahraga, namun orang yang bisa melihat saya secara keseluruhan.”
“Saya sudah menemui psikolog saya beberapa kali setelah itu. Menurut saya, Anda tidak perlu takut untuk menghubungi psikolog untuk menolong mental Anda,” sambungnya.
Sekadar informasi tambahan, Camilla Martin kemudian memutuskan pensiun pada 2004 lalu menikah setahun berikutnya dengan seorang ekonom ternama Denmark, Lars Nyvgaard.
Selain sibuk mengurus dua buah hatinya, Lucas Nygaard dan Ellias Martin Nygaard, Camilla Martin juga menawan menjadi seorang jurnalis olahraga.
Bahkan dilansir dari laman Stiften DK, Camila Martin yang disuguhi secangkir kopi di sebuah kedai ternama di Aarhus, sibuk menceritakan kisah hidupnya hingga pentingnya mengembangkan bakat-bakat muda sejak di komunitas.