Agung Firman Didesak Mundur, 3 Ketum PBSI Ini Pernah Bawa Tim Bulutangkis Indonesia Berjaya
Usai viral desakan mundur Agung Firman Sampurna dari jabatannya, salah satu mantan Ketum PBSI yakni Try Sutrisno kembali mencuat namanya di media sosial.
Bukan tanpa sebab, mancuatnya nama Try Sutrisno karena kiprahnya yang luar biasa ketika menjabat sebagai Ketum PBSI pada periode 1985-1993.
Try menjadi sosok yang sangat dihormati di dunia bulutangkis Indonesia karena dikenal sebagai satu-satunya Ketum PBSI yang mau terjun langsung ke lapangan.
Di bawah kepemimpinannya, Indonesia berhasil menyabet beragam prestasi mentereng seperti emas Olimpiade hingga Kejuaraan Dunia.
Try Sutrisno berhasil mengantarkan tim bulutangkis Indonesia meraih medali emas pertama di Olimpiade tepatnya pada edisi 1992 di Barcelona.
Kala itu, Susy Susanti berhasil menyabet emas di nomor tunggal putri usai mengalahkan rival beratnya asal Korea Selatan, Bang Soo-hyun di Olimpiade Barcelona.
Selain itu, ada Alan Budikusuma yang juga berhasil menyabet medali emas di nomor tunggal putra usai mengalahkan wakil senegara, Ardy B Wiranata.
Ferry Sonneville
Legenda bulutangkis Indonesia yakni Ferry Sonneville menjadi sosok Ketum PBSI yang pernah membawa tim bulutangkis Indonesia berjaya pada masanya.
Tak hanya menjadi seorang atlet bulutangkis, Ferry juga turut andil dalam mendirikan PP PBSI pada tahun 1951 dan ikut mendirikan KONI pada 1966.
Ia menjadi Ketum PBSI pada periode 1981-1985, di mana Ferry Sonneville berhasil mengantarkan Indonesia meraih Juara Dunia hingga Piala Thomas.
Tepatnya pada Piala Thomas edisi 1984, Ferru menjadi sosok penting keberhasilan Indonesia menjadi juara usai mengalahkan China dengan skor 3-2.
Sementara itu, Ferry Sonneville juga dikenal sebagai Ketum PBSI yang memiliki sejumlah aturan kontroversial salah satunya mengubah sponsor perorangan menjadi kolektif.
Bahkan, beberapa aturan tersebut membuatnya dikritik oleh beberapa legenda bulutangkis. Salah satunya adalah Tan Joe Heok.
Hal ini membuat Ferry lengser dari kursi ketua umum PBSI dan digantikan dengan Dick Sudirman yang menjabat pada 1981 hingga 1985.